Singaraja ( Penabali.com ) – Sejumlah produk dari Desa Bali Aga, khusunya Desa Sidatapa dan Desa Tigawasa, Kecamatan Banjar kini berpotensi masuk pasar ekspor. Pasalnya produk semisal anyaman bambu dan sokasi ini pun didorong oleh Kementrian Perdagangan RI untuk menjaga kualitas dan konsistensi produk yang dimiliki.
Hal itu disampaikan oleh Wakil Menteri Perdagangan RI, Dr. Jerry Sambuaga di sela – sela kunjungan ke Desa Tigawasa pada Jumat, (22/9) kemarin.
Menurut Jerry, perkembangan produk – produk UMKM yang dimiliki Oleh Provinsi Bali, utamanya Kabupaten Buleleng sangat banyak. Kementrian Pergadangan RI pun terus mendorong dan memacu bagaiamana produk – produk khas daerah ini bisa bersaing dengan produk UMKM dengan wilayah laiinnya. Apalagi saat ini, ada 46 perwakilan Kementrian Perdagangan yang ada di berbagai negara, yang diyakini memberikan akses lebih mudah untuk pemasaran produk nantinya.
“ Kami meyakini, produk – produk ini memiliki kualitas yang bagus, khususnya anyaman bambu. Kementrian Perdagangan sendiri siap mendorong agar produk khas bali ini masuk ke pasar ekspor nantinya,”terangnya usai betemu dengan sejumlah pengerajin anyaman bambu.
Kedepan melalui Pusat Pelatihan dan Pelatihan Perdagangan akan konsisten melakukan pelatihan terhadap keberadaan produk – produk UMKM yang ada. Hanya saja saat ini, produk UMKM yang ada harus terus menjaga kualitas dan secara berkejanjutan memproduksi produk yang dimiliki.
“Ini yang menjadi tantangan, UMKM yang ada tidak hanya soal kualitas, melainkan soal konsistensi untuk bisa secara berkala melanjutkan pengiriman dan produknya. Ini perlu sinergitas yang bagus dengan masyarakat dan Pemerintah Daerah,”tegasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perdagangan, Perindustrian, Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Disdagperinkop-UKM) Kabupaten Buleleng, Dewa Made Sudiarta mengungkapkan, Sejauh ini beberapa produk unggulan Kabupaten Buleleng sudah merambah pasar ekspor. Hanya saja, Sudiarta tidak menjelaskan secara rinci produk – produk yang sudah diekspor itu. Sudiarta pun mengungkapkan, bagaimana kedepan para pengerajin yang ada diharapkan mampu menyeusaikan dengan kebutuhan pasar.
“Kalau dari Kabupaten Buleleng sudah ada beberapa produk yang diekpor, tetapi jumlahnya tidak banyak. Kedepan melalui program pelatihan kita terus intenskan, bagaiaman produk – produk lokal semakin dikenal dan sesuai dengan kebutuhan pasar,”pungkasnya. ( ika )