Warga Desa Kaliasem Lovina ini Olah Beras Merah Jadi Teh dan Camilan Sehat

Buleleng (Penabali.com) – Tidak banyak yang tahu manfaat dari beras merah. Salah satu keunggulan beras merah dipercaya dapat membantu mengontrol kadar gula. Beras merah memiliki struktur lebih kasar dari nasi putih serta memiliki kandungan asam lemak tak jenuh, protein, mineral, vitamin, dan pati. Namun karena memiliki rasa yang tidak biasa seperti beras biasanya dan memiliki harga yang lumayan tinggi, membuat masyarakat enggan mengkonsumsinya.

Namun hal tersebut dilihat sebagai peluang oleh sosok I Wayan Subagia Arimbawa yang berasal dari Desa Kaliasem, Lovina. Ditangan kreatifnya, beras merah dikemas menjadi bentuk teh yang tidak begitu susah untuk mengolahnya serta cemilan berupa krupuk sehat.

Ditemui ditempat usahanya, Selasa (3/1/2023), Subagia Arimbawa mengatakan usaha yang telah dijalankannya selama beberapa tahun terakhir itu mendapat animo sangat tinggi dari masyarakat terutama kepada bagi yang memiliki kesibukan berlebih namun ingin tetap sehat, dengan cara praktis.

“Minat masyarakat sangat tinggi terutama pekerja kantoran yang sedikit memiliki waktu untuk mengolah beras merah untuk dikonsumsi,” jelasnya.

Disinggung mengenai tujuan pemasaran yang disasarnya, Subagia Arimbawa mengaku jika produknya sudah dijual hingga merambah pasar internasional contohnya ke Dubai menggunakan sistem titip melalui agen di Palangkaraya. Selain itu, pada pasar nasional dirinya memasarkan produknya hingga Jakarta, Surabaya, dan Bandung dengan harga pasaran teh seharga Rp.25 ribu di luar Buleleng, Rp.20 ribu di Buleleng, selanjutnya harga pasaran krupuk seharga Rp.15 ribu di luar Buleleng, Rp.10 ribu di Buleleng.

Memiliki dasar pengelolaan website dan aplikasi, pemasaran yang digunakan Subagia Arimbawa yaitu menggunakan platform marketplace yang biasa digunakan seperti Shopee, Tokopedia, dan Blibli. Tentunya penggunaan digitalisasi tersebut diakuinya didapatkannya dari pelatihan yang diberikan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Buleleng melalui Diskominfosanti Buleleng pada kelas digital marketing. Disamping itu, dukungan dari sisi perijinan juga ditunjukkan Pemkab Buleleng melalui Disdagperinkop Buleleng dengan membantu mengurus label halal pada produknya.

“Per bulannya saya bisa menghasilkan 5 – 9 juta dengan mengajak istri saja untuk prduksi dan packagingnya,” tegasnya.

Subagia Arimbawa berharap kedepannya dirinya ingin mengembangkan usahanya dengan menambah sarana dan prasana serta tenaga kerja agar usahanya lebih efektif dan bisa mencakup pasar yang lebih besar dengan jumlah konsumen yang lebih banyak.

“Saya ingin mengembangkan dengan bantuan mesin jadi tidak manual lagi sehingga efisiensi waktu dan tenaga, serta packagingnya juga akan di-update agar lebih menarik lagi,” pungkasnya. (rls)