Badung (Penabali.com) – Berdasarkan data dari bagian informasi respon cepat kejadian cuaca ekstrem atau bencana hidrometeorologi di wilayah Provinsi Bali, Senin (2/1/2023), Prakirawan BMKG Wilayah III, I Wayan Gita Giriharta, menyampaikan bahwa angin kencang terjadi di sebagian besar wilayah Bali yang mengakibatkan pohon tumbang dan atap rumah beberapa warga berterbangan.
Adapun data kecepatan angin menurut Stasiun Meteorologi Ngurah Rai yakni 44 knot (81 km/jam) pada pukul 15.23 Wita.
“Analisis cuaca sementara dari data Ex-Siklon Tropis Ellie masih terpantau berada di daratan Australia bagian barat, tepatnya di sekitar 17.8°LS 127.1°BT, dengan kecepatan angin maksimum 25 knot dan tekanan terendah 998 mb. Citra satelit Himawari-8 kanal Enhanced-IR menunjukkan aktivitas konvektif yang cukup signifikan terutama di bagian barat dan utara sistem,” jelasnya.
Gita mengatakan, adapun dampak tidak langsung dalam 24 jam kedepan Ex-TC Ellie terhadap kondisi cuaca di Indonesia, seperti hujan dengan intensitas sedang hingga lebat di wilayah Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur.
Sementara angin kencang terjadi di Laut Jawa, Samudera Hindia selatan Jawa, Selat Makassar bagian selatan, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Laut Sumbawa, Laut Flores, Laut Banda, dan Laut Arafuru.
Selanjutnya, tinggi gelombang 1.25 sampai 2.5 meter di Laut Jawa bagian barat, perairan utara Jawa Tengah, perairan utara Bali hingga Lombok, Selat Lombok bagian utara, Selat Wetar, dan perairan selatan Pulau Flores, kemudian untuk tinggi gelombang 2.5 sampai 4.0 meter terjadi di perairan selatan Jawa, perairan utara Jawa Timur hingga Kepulauan Kangean, Laut Jawa bagian tengah hingga timur, perairan utara Pulau Sumbawa hingga Flores, Selat Bali – Lombok – Alas – Sape bagian selatan, Laut Bali, Laut Sumbawa, Laut Flores, Selat Sumba, Selat Ombai, Laut Sawu, Selat Makassar bagian selatan, perairan Kepulauan Selayar – Sabalana, Laut Banda, perairan Kepulauan Sermata – Tanimbar, Laut Arafuru bagian tengah dan timur.
Adapun tinggi gelombang 4.0 sampai 6.0 meter diprediksi terjadi di perairan selatan Bali hingga Pulau Sumba, perairan Kupang – Pulau Rote, perairan Pulau Sabu, Samudra Hindia selatan Jawa Tengah hingga NTT, Laut Timor, dan Laut Arafuru bagian barat.
“Terdapat wilayah pertemuan angin (konvergensi) yang memanjang dari Jawa-Bali-NTB-NTT yang menyebabkan pertumbuhan awan konvektif yang dapat menghasilkan hujan ringan hingga lebat dan angin kencang,” terang Gita.
Ia menghimbau masyarakat agar tetap waspada dan berhati-hati terhadap dampak bencana yang dapat ditimbulkan dari cuaca ekstrem seperti banjir, genangan air, tanah longsor, angin kencang, pohon tumbang dan kilat atau petir.
“Masyarakat umum, nelayan dan pelaku kegiatan wisata bahari mewaspadai potensi tinggi gelombang laut yang dapat mencapai 2 meter atau lebih di sekitar perairan utara dan selatan Bali. Agar selalu memperhatikan dan meng-update informasi BMKG khususnya peringatan dini cuaca atau iklim ekstrem,” pungkasnya. (rls)