Categories Ekonomi & Bisnis

Webinar “Circular Economy: Fostering Partnership to Strengthen Business Ecosystem”, Upaya WWF Perkuat Ekosistem Sirkular

Jakarta (Penabali.com) – Dalam upaya memetakan dan menjaring gagasan dalam mendukung pendekatan ekonomi melingkar atau sirkular sebagai bagian dari visi Indonesia 2045, WWF melalui program Plastic Smart Cities bersama Sekolah Tinggi Manajemen PPM dan didukung Kementerian Koperasi dan UKM menyelenggarakan Webinar High Level bertajuk “Circular Economy: Fostering Partnership to Strengthen Business Ecosystem”.

Webinar bertujuan membangun kesadaran dan menjaring gagasan para pemangku kepentingan untuk diformulasikan kedalam isian implementasi.

Bertempat di Gedung A kampus PPM Manajemen, kegiatan webinar diadakan pada Rabu (23/3/2022) dengan mengundang sejumlah pembicara utama, antara lain Drs. Teten Masduki selaku Menteri Koperasi dan UKM Republik Indonesia, Kepala Pusat Kajian dan Pengembangan Produk PPM Manajemen, Andi Ilham Said, serta Yumi Nishikawa selaku Plastic-Smart Cities Lead (ASIA) WWF.

“Kami terus mendorong pengembangan UMKM kedepan harus diarahkan pada bisnis ramah lingkungan berbasis keunggulan lokal mengingat pengembangan UMKM hijau, inklusif dan berkesinambungan merupakan tugas bersama antara seluruh pemangku kepentingan. Kami berharap webinar ini dapat menghasilkan kebijakan bagi UMKM yang lebih inovatif, ramah lingkungan, berkelanjutan dan berkontribusi pada percepatan pemulihan ekonomi nasional,” ujar Drs. Teten Masduki, Menteri Koperasi dan UKM sebagai keynote speech.

Sebagai alternatif dari ekonomi linier tradisional, ekonomi sirkular mengutamakan penggunaan sumber daya, sampah, emisi, dan energi terbuang secara minimal. Hal ini dicapai melalui penutupan siklus produksi-konsumsi dengan memperpanjang umur produk, inovasi desain, pemeliharaan, penggunaan kembali, remanufaktur, daur ulang ke produk semula (recycling), dan daur ulang menjadi produk lain (upcycling).

Masih terdapat tantangan yakni perlunya dukungan pemerintah seperti kebijakan serta insentif, mahalnya peralatan dan dukungan infrastruktur, ketersediaan pasokan bahan baku, ketersediaan informasi, ketersediaan sumber daya manusia dan pengetahuan yang terakhir adalah dukungan publik melalui perkuatan pemahaman masyarakat terhadap ekonomi sirkular yang melahirkan kesadaran dan partisipasi untuk makin mengutamakan produk-produk ramah lingkungan dalam kehidupan sehari-hari.

Kegiatan webinar series ini menjadi bagian dari upaya WWF melalui program Plastic Smart Cities Bersama PPM dalam mengangkat gagasan untuk membangun dan memperkuat ekosistem sirkular melalui pendirian Center of Excellent Circular Economy. Unit ini nantinya diharapkan dapat menjadi pusat penguatan kapasitas sumberdaya manusia, pengetahuan, wadah berbagi gagasan dan jejaring yang berhubungan dengan ekonomi sirkular.

Tantangan penerapan pendekatan sirkular dan kesenjangan dengan kondisi aktual saat ini perlu ditangani bersama. Pemikiran ini perlu ditindak lanjuti dengan penyusunan strategi yang komprehensif dan kolaborasi antar pemangku kepentingan, seperti kementerian atau lembaga, pemerintah daerah, akademisi, dunia usaha industri dan mitra pembangunan yang dituangkan dalam policy brief terkait ekonomi sirkular di Indonesia.

“Pada dasarnya, seluruh pihak telah menyadari baik dari regulator maupun korporasi bahwa jika kita tidak melakukan sesuatu, maka manfaat ekonomi yang selama ini kita nikmati pada akhirnya akan membawa dampak yang buruk, dimana sumber daya alam akan hilang dan manfaat ekonomi tidak akan didapat lagi,” kata Alex.

“Kami menganggap ekosistem UKM menjadi penopang ekonomi terbesar yang harus dijaga, baik di hulu dan di hilir,” ujar Alexander S. Rusli, Ketua Badan Pengurus Yayasan WWF Indonesia.

“Di sisi lain, kami di WWF melakukan berbagai macam kegiatan termasuk program plastic smart cities dengan beberapa pemerintah daerah di Indonesia, dan berharap akan ada banyak partisipasi lain. Untuk mengurangi sampah plastik, tentunya perlu keterlibatan dari berbagai pihak,” tutup Alexander S. Rusli.

WWF dan PPM menangkap peluang tersebut melalui penyusunan dan diseminasi policy brief dalam rangka membangun dan menjalin kemitraan para pemangku kepentingan baik nasional maupun internasional pada dukungan gagasan pendirian center of excellent circular economy.(rls)