Webinar Nasional Kajian Budaya, Hasilkan Rekomendasi Perlunya Literasi, Digitalisasi, dan Modal Budaya Menangkan Persaingan Global

Denpasar (Penabali.com) – Program Studi Doktor Kajian Budaya, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana menyelenggarakan Webinar Nasional Kajian Budaya, Selasa (16/11/2021).

Webinar yang mengusung tema “Memaknai Globalisme Kebudayaan: Menuju Bali Maju dan Berperadaban”, merupakan wahana untuk mengembangkan budaya akademik di Prodi Doktor Kajian Budaya.

Dekan FIB Unud, Dr. Made Sri Satyawati, S.S., M.Hum., dalam sambutannya menyampaikan webinar ini juga menjadi media untuk pengembangan lembaga, dan kesempatan yang baik untuk temu alumni sehingga dapat diketahui rekam jejak alumni.

Koprodi Doktor Kajian Budaya, Prof. Dr. A.A. Ngr. Anom Kumbara, M.S., dalam sambutannya menyampaikan bahwa webinar ini istimewa dalam kaitannya dengan momentum dan tema yang diusung, visi aksiologi, serta pembicara yang dihadirkan. Webinar ini diharapkan memberikan sumbangan rumusan pemikiran konseptual alternatif untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi Bali baik kekinian maupun kedepan.

Webinar dipandu moderator, Prof. Dr. Ir. Nyoman Sri Subawa, S.T., S.Sos., M.M., IPM., yang merupakan alumni Prodi Doktor Kajian Budaya Unud dan saat ini menduduki jabatan sebagai Rektor Undiknas Denpasar.

Adapun narasumber webinar ini, antara lain Koordinator Staf Khusus Presiden RI, Dr. A.A. Gde Ngurah Ari Dwipayana, S.IP., M.Si., yang menyampaikan materi mengenai globalisasi transnasional dan siasat kebudayaan. Lalu narasumber kedua, Dr. I Ngurah Suryawan selaku Dosen Fisip Universitas Warmadewa, menyajikan materi berjudul Bali Pasca Pandemi: Perubahan Landskap, Struktur Ekonomi Politik, dan Gerakan Komunitas (Adat).

Berdasarkan pemaparan dari narasumber dan pendalaman pada sesi diskusi, webinar ini menghasilkan rekomendasi bahwa perlu dilakukan studi terhadap budaya Bali melalui pendekatan kritis dan poskolonial sebagai akibat dari perubahan lanskap sosial, budaya, politik terkait globalisasi. Selain itu diperlukan juga penguatan literasi, digitalisasi, dan modal budaya untuk memenangkan persaingan global. (rls)