Yogyakarta (Penabali.com) – Dalam upaya menjaga sinergitas Humas DPRD Provinsi Bali dengan media yang tergabung pada Forum Wartawan Dewan (Forward) DPRD Provinsi Bali melaksanakan kegiatan Press Tour ke Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
Press Tour Forward yang dipimpin langsung Kasubag Tata Usaha, Kepeg, Humas & Protokol DPRD Provinsi Bali, I Kadek Putra Suantara itu, Humas DPRD Bali mengajak 26 orang Anggota Forward yang kerap meliput kegiatan di DPRD Bali. Press Tour selama 4 hari, tanggal 30 Oktober s/d 02 November 2024.
Pada hari pertama kegiatan press tour, Rabu (31/10/2024), 26 orang awak media didampingi Staf Humas DPRD Bali melaksanakan studi tiru ke Dinas Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dengan mengambil tema “Bagaimana Kiat-kiat dan Kebijakan Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Terkait dengan Pariwisata di Yogya”.
Kasubag Tata Usaha, Kepegawaian, Humas & Protokol DPRD Provinsi Bali, I Kadek Putra Suantara menyatakan pariwisata tidak hanya semata-mata berbicara soal turis saja, namun juga berbicara tentang bagaimana pemberdayaan terhadap UMKM, dan pemberdayaan masyarakat, yang bisa membuat pariwisata tersebut menjadi satu kesatuan yang utuh.
“Sektor pariwisata supaya tidak hanya bisa dinikmati oleh golongan-golongan tertentu tetapi masyarakat yang berada di daerah pariwisata tersebut hanya menjadi penonton saja, maka dari itu harus ada sinergitas antara masyarakat, dan pemerintah untuk menjadi satu kesatuan yang utuh dan bisa berjalan bersinergi dan beriringan dalam sektor pariwisata,” ujarnya.
Sekretaris Dinas Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Lies Dwi Rahmawati mengatakan pada dasarnya Bali dan Yogya memiliki kemiripan, baik sebagai tujuan destinasi wisata, maupun kelestarian budaya dan adatnya, hal tersebut membuat pemerintah ingin melakukan pembenahan terhadap beberapa pariwisata di Yogyakarta agar semakin di kenal oleh wisatawan lokal bahkan wisatawan asing.
Dinas Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menggalakkan 224 desa wisata, yang terdiri dari :
- Desa wisata rintisan (113);
- Desa wisata berkembang (55);
- Desa wisata maju (40); dan
- Desa wisata mandiri (16).
serta Kampung Wisata untuk meningkatkan daya tarik wisatawan. “Kami sedang berupaya membuat sesuatu yang baru di desa wisata ini, baik itu dengan objek wisata atau atraksi baru,” ujar Lies
Beberapa destinasi yang saat ini sedang difokuskan oleh Dinas Pariwisata DIY yaitu Candi Prambanan dan Keraton. “Kami masih memfokuskan Candi Prambanan dan Kraton, yang mana destinasi tersebut membuat wisatawan memiliki banyak pengalaman, seperti sejarah, gamelan, pakaian adat dan sebagainya. Destinasi wisatawan lainnya yang kini sedang dikembangkan, yakni Mangunan yang kini dikelola menjadi desa wisata,” tegasnya.
Sementara itu, ada 12 kawasan yang menjadi arah kebijakan pembangunan daya tarik wisata, yaitu :
- Kawasan Lereng Merapi bagian selatan dan sekitarnya;
- Kawasan Prambanan-Ratu Boko dan sekitarnya;
- Kawasan Godean-Moyudan dan sekitarnya;
- Kawasan Kraton-Malioboro dan sekitarnya;
- Kawasan Kasongan-Tembi-Wukirsari dan sekitarnya;
- Kawasan Pantai Parangtritis-Depok-Kurawu dan sekitarnya;
- Kawasan Pantai Baron-Sundak dan sekitarnya;
- Kawasan Siung-Wediombo-Bengawan Solo Purba dan sekitarnya;
- Kawasan Patuk dan sekitarnya;
- Kawasan Karst Pegunungan Sewu dan sekitarnya;
- Kawasan Congot-Glagah-Trisik dan sekitarnya; dan
- Kawasan Pegunungan Menoreh dan sekitarnya.
Dinas Pariwisata DIY juga melakukan edukasi dan pengelolaan Sarana Prasarana (Sapras), serta pengelolaan sampah di pantai mengingat wisatawan yang tidak hanya berwisata di daerah kota/darat tetapi juga di daerah pantai/laut.
Terakhir, Ketua Forward DPRD Provinsi Bali, Made Arnyana mengatakan masih banyak wisatawan mancanegara di Bali, yang kerap berulah sehingga menyebabkan kerugian bagi pengelola wisata dan masyarakat Bali. (ika)