Gubernur Bali Wayan Koster, Karantina Pertanian Kelas I Denpasar, dan Bea dan Cukai, melepas ekspor 1 ton manggis dan kerajinan tangan (handycraft) Bali tujuan negara Uni Emirat Arab. Pelepasan komoditas pertanian dan handycraft Bali ini dilakukan melalui video conference (vidcon), Minggu (26/04/2020).
“Ekspor ini merupakan langkah yang sangat penting, terlebih ditengah pandemi covid-19 yang sedang melanda seperti saat ini. Artinya, ekonomi kita tetap menggeliat ditengah situasi seperti ini. Pertanian kita, kerajinan kita di Bali masih tetap berdenyut dan berjalan dengan normal bahkan mampu menembus pasar luar negeri, bukan main-main,” kata Gubernur Koster melalui vidcon di Rumah Jabatan Gubernur Bali, Jaya Sabha, Denpasar, Minggu (26/4/2020).
Aktivitas ekspor ini juga berarti memberikan peningkatan pendapatan kepada para petani di Bali, khususnya saat musim manggis seperti saat ini.
“Saya selama ini berupaya keras untuk meningkatkan hilirisasi dari produk pertanian kita, termasuk industri kerajinan rakyat kita dengan membuka akses pasar dalam dan luar negeri. Kita terus berupaya memperluas akses pasar ini, dan astungkara sekarang sudah mulai berjalan,” jelas Ketua DPD PDI Perjuangan Provinsi Bali ini.
Hal ini merupakan salah satu prioritas dalam pemerintahan lima tahun ke depan dengan pengelolaan dari hulu hingga ke hilir yang tertuang dalam Peraturan Gubernur Nomor 99 Tahun 2019.
“Karena selama ini, di bagian hilir kita tertinggal, berkaitan dengan industri olahan, sentra-sentra hasil pertanian dan akses pasar untuk produk kita di dalam dan di luar negeri. Karena itu saya berikan perhatian khusus,” pungkasnya.
Dalam pelepasan tersebut, satu ton manggis dikirim ke Dubai, Uni Emirat Arab, menggunakan jalur udara. Sedangkan handycraft sebanyak 504 kontainer lewat jalur laut melalui Pelabuhan Benoa.
Secara rutin dilaporkan pula ekspor manggis dengan rata-rata 17 ton dalam 2 kali seminggu dikirim ke China dan handycraft melalui Pelabuhan Benoa dengan tujuan Amerika, Uni Eropa dan Australia.
Di hari yang sama, produk perkebunan berupa kakao Bali serta bibit paprika juga diekspor ke Singapura dan Belanda. Sedangkan produk kayu suar dan bambu Bali dikirim menembus pasar Kanada, Portugal, Meksiko, Brazil dan Spanyol. Sedangkan pasar Jepang menjadi tujuan untuk hasil holtikultura seperti cabai keriting, cabai rawit, hingga buah jeruk nipis.
Sementara itu, Kepala Balai Karantina Pertanian Kelas I Denpasar, I Putu Tarumanegara melaporkan ekspor produk pertanian hingga minggu ketiga di bulan April ini mencapai 799 ribu ton atau senilai Rp.86 milyar, ditambah 3.000 ton ekspor produk hasil kehutanan senilai Rp. 42 milyar yang mencakup ekspor ke berbagai negara.
“Khusus untuk manggis, periode bulan Januari hingga Maret sudah diekspor 713 ton dengan nilai Rp.53 milyar. Untuk bulan berjalan ini, angkanya di 65 ton dengan nilai Rp.4,8 milyar,” jelas Terunanegara. (red)