Konsentrasi kerja Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Provinsi Bali yang diketuai Gubernur Wayan Koster saat ini berfokus pada dua permasalahan utama.
Pertama, berupaya keras mengatasi bertambahnya kasus positif covid-19 termasuk penularan transmisi lokal yang belakangan ini jumlahnya cenderung meningkat. Kedua, menyiapkan prakondisi Tatanan Kehidupan Era Baru (new normal) dalam berbagai bidang kehidupan masyarakat agar kembali pulih seperti sebelum wabah ini meluas.
Untuk mematangkan hal tersebut, Gubernur Koster menggelar rapat dengan GTPP Covid-19 Provinsi Bali beserta semua stakeholder lainnya, Jumat (19/6/2020) di Gedung Gajah, Jaya Sabha, Denpasar. Rapat tersebut turut dihadiri Pangdam IX/Udayana Mayjen TNI Benny Susianto, Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati, Wakapolda Bali Brigjen. Pol. I Wayan Sunartha, Sekda Provinsi Bali Dewa Made Indra dan jajaran GTPP Covid-19 serta diikuti peserta lainnya secara virtual.
Peningkatan kasus transmisi lokal menjadi perhatian serius Gubernur Koster. Sampai tanggal 18 Juni 2019 transmisi lokal mencapai 572 orang atau 63,91 persen. Peningkatan ini banyak terjadi di Kota Denpasar dan Kabupaten Badung.
“Belakangan muncul dari OTG (Orang Tanpa Gejala). Ini karena kita aktif mencari sehingga banyak ditemukan kasus baru,” kata Gubernur lulusan ITB ini.
Gubernur Koster pun memberi perhatian khusus kepada pasar tradisional yang belakang ini menjadi episentrum baru penyebaran transmisi lokal. Itu sebabnya, selain upaya sosialisasi, Gubernur Koster meminta kepada aparat terkait termasuk TNI dan Polri ikut membantu menjaga ketertiban masyarakat yang beraktivitas di pasar tradisional.
“Jadi di pasar ini harus betul-betul tertib. Tertib untuk semua, baik pelaksanaan protokol kesehatan termasuk juga pelaksanaan aturan lainnya seperti penerapan sampah plastik,” ujar Ketua DPD PDI Perjuangan Provinsi Bali ini.
Namum di satu sisi ketika jumlah kasus transmisi lokal cenderung melonjak, tapi di sisi lain mulai terlihat aktivitas dan mobilitas masyarakat yang juga meningkat. Oleh karena itu, Gubernur Koster mengajak seluruh GTPP Covid-19 Provinsi Bali untuk terus bekerja semaksimal mungkin melakukan pencegahan timbulnya kasus baru di Bali.
“Kita tetap bekerja untuk melakukan pencegahan seoptimal mungkin untuk percepatan penanganan covid-19, baik di rumah sakit maupun di tempat karantina serta pencegahan di pintu masuk dan lokus-lokus yang menjadi episentrum kasus baru,” ucapnya.
Menyangkut akitivitas masyarakat yang mulai meningkat dan sesuai harapan Presiden Joko Widodo tentang new normal, GTPP Covid-19 Provinsi Bali pun perlu mempersiapkan penerapan Tatanan Kehidupan Era Baru untuk masyarakat produktif dan aman covid-19. Penerapan Tatanan Kehidupan Era Baru rencananya akan diawali dengan melakukan upacara yadnya pada Purnama Kasa tanggal 5 Juli mendatang.
“Pada saat Purnama kita akan melakukan upacara ritual di Pura Besakih untuk memohon restu, kita akan melakukan tatanan kehidupan era baru di Bali,” kata Gubernur kelahiran Desa Sembiran, Buleleng ini.
Secara sekala, Gubernur Koster meminta GTPP Covid-19 melakukan persiapan secara bertahap melalui sosialisasi dan prakondisi secara masif yang melibatkan semua pihak.
“Jadi habis rapat ini kita akan bekerja untuk melakukan sosialisasi secara masif termasuk berbasis desa adat dan berbasis komunitas siapa pelakunya untuk mengajak masyarakat agar tertib dalam menerapkan protokol kesehatan tatanan kehidupan yang baru ini,” jelasnya.
Selanjutnya Gubernur menegaskan bahwa persoalan mengatasi penularan transmisi lokal dan upaya persiapan prakondisi Tatanan Kehidupan Era Baru harus diperhitungkan serta dilakukan dengan cermat dan sematang mungkin.
“Mesti serius dan perlu kehati-hatian di sini. Karena kita tidak ingin ekonominya sehat tapi masyarakatnya malah sakit, atau masyarakatnya sehat tapi kelaparan. Kita di Bali tidak mau yang seperti itu. Itulah mengapa saya sangat perlu kehati-hatian dalam setiap mengambil keputusan penting dan harus kerja cepat pula. Targetnya juga harus yang terbaik. Karena untuk Bali memang harus kita berikan yang terbaik,” tegasnya.
Sementara menyangkut prakondisi Tatanan Kehidupan Era Baru, perilaku masyarakat menjadi hal terpenting yang perlu diperhatikan. Pangdam IX/Udayana Mayjen TNI Benny Susianto berharap semua stakeholder termasuk aparat keamanan selalu dilibatkan dalam penerapan ini. Selain itu dilakukan pemetaan sasaran-sasaran pembinaan dan pengawasan masyarakat.
“Kami tolong diikutkan terus gerakan pendisiplinan masyarakat,” pesannya.
Terhadap peningkatan kasus, Wakapolda Bali Brigjen Pol. Wayan Sunartha berharap ada evaluasi penerapan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PKM) di Kota Denpasar. Menurutnya sesuai dengan istilahnya pembatasan kegiatan masyarakat, maka sebaiknya petugas diarahkan untuk melakukan sosialisasi dan pembagian masker di lokasi-lokasi dimana aktivitas padat warga.
“Mungkin kita arahkan ke lokasi-lokasi dimana terjadi banyak penumpukan kegiatan masyarakat,” terangnya. (red)