“Kemajuan Ekonomi di Pulau Serangan Tak Boleh Meminggirkan Kearifan Lokal”
Kota Denpasar, sebagai ibukota Provinsi Bali, tak hanya menyimpan pesona wisata budaya dan peninggalan sejarah. Lebih dari itu, Denpasar juga punya potensi alam berupa bahari yang kaya akan biota laut. Denpasar yang memiliki pantai yang indah seperti Sanur, Padanggalak, maupun Pulau Serangan, banyak menyimpan potensi bahari yang bisa dikembangkan lebih maksimal lagi.
Tokoh perempuan di Kota Denpasar, Ni Wayan Sari Galung mengatakan, potensi bahari yang bisa dikembangkan selain memang wisata pantainya, tetapi juga pengembangan kegiatan atraksi wisata dan sumber daya perikanannya. Perempuan yang aktif diberbagai organisasi ini menyebut Pulau Serangan yang berada di wilayah Kecamatan Denpasar Selatan punya segudang wisata bahari yang bisa dikembangkan baik itu potensi perikanannya maupun atraksi wisata airnya.
“Saat ini kita juga lagi memetakan kembali potensi ekonomi yang bisa digarap dari Pulau Serangan,” ungkap perempuan yang di Pileg 2019 maju sebagai calon anggota legislatif DPRD Provinsi Bali dari PDI Perjuangan nomor urut 1 dapil Kota Denpasar.
Perempuan yang pernah menjabat sebagai anggota legislatif DPRD Kota Denpasar periode 2009-2014 ini rupanya punya perhatian khusus bagi Kelurahan Serangan. Pasalnya banyak potensi yang bisa digali dari pulau yang memiliki luas 4,81 km persegi ini. Menurut Sari Galung selain potensi atraksi pariwisata dan perikanan, di pulau yang memiliki satu Pura Kahyangan Jagat yakni Pura Sakenan tersebut, juga bisa dikembangkan potensi perdagangan, serta pengembangan sumber daya alam lainnya yang berlandaskan kearifan lokal. Terhadap potensi itu, Sari Galung punya komitmen dan tekad untuk menggali dan mengembangkan potensi-potensi bahari di Pulau Serangan sehingga dapat memberikan kontribusi positif bagi perekonomian masyarakat disana.
Sari Galung mengungkapkan, kunci untuk membuka beragam potensi tersebut adalah keterbukaan dan perubahan pola pikir untuk dapat tumbuh dan maju tanpa harus menghilangkan jati diri dan kearifan lokal yang ada didalam sendi kehidupan masyarakat di Pulau Serangan.
“Keterbukaan itu sangatlah penting, apalagi Serangan menjadi salah satu tujuan wisata yang ada di Kota Denpasar, tentu diperlukan infrastruktur yang memadai,” katanya.
Meski demikian, Sari Galung mengakui denyut ekonomi masyarakat di Pulau Serangan saat ini telah memberi kontribusi yang signifikan terutama di sektor pariwisata. Sayangnya, kemajuan sektor ini justru meminggirkan salah satu mata pencaharian warga lokalnya yakni nelayan. Karena itu, istri dari tokoh masyarakat Sesetan Nyoman Nerka ini, mengatakan diperlukan komitmen kuat dari semua pihak termasuk pemerintah dan masyarakat sebagai pelaku pembangunan, untuk menguatkan lokal kontennya ditengah derasnya kemajuan pembangunan di Pulau Serangan.
“Artinya yang terjadi saat ini ialah bagaimana sektor perikanan atau kelautan mampu menunjang industri pariwisata Serangan tanpa harus menghilangkan kearifan lokal masyarakat disana,” imbuh perempuan yang selalu tampil sederhana ini.
Masyarakat tak boleh menjadi obyek pembangunan. Tetapi bagaimana potensi sumber daya manusia di Pulau Serangan harus ikut diberdayakan menjadi subyek pembangunan agar tidak muncul istilah ‘menjadi penonton di rumah sendiri’. Sari Galung bersyukur, geliat ekonomi warga lokal di Pulau Serangan telah ikut membuka peluang usaha dengan memaksimalkan potensi alam yang dimiliki.
“Sekarang di seputar Serangan sudah banyak dibangun rumah makan, restoran bahkan sarana pariwisata yang bernafaskan bahari, tinggal sekarang bagaimana membangunnya menjadi lebih baik lagi,” tutupnya. (red)