Denpasar (Penabali.com) – Ada yang istimewa sehari menjelang perayaan HUT ke-19 ITB STIKOM Bali. Rektor ITB STIKOM Bali, Dr. Dadang Hermawan didampingi Wakil Rektor III Bidang Kerja Sama dan Inovasi, I Made Sarjana, S.E., M.M., serta Direktur Kerja Sama, Pemasaran dan Humas Dra. Ni Made Astiti, MM.Kom., menandatangani nota kerja sama atau Memorandum of Agreement (MoA) dengan Lithan Academy Singapura untuk program kuliah sambil magang dan mendapat uang saku di berbagai perusahaan di Singapura. Pihak Lithan Academy Singapura diwakili langsung pendiri dan CEO Lithan, Mr. Leslie Loh.
Program kuliah sambil magang online di Singapura ini resmi diluncurkan Rektor Dadang Hermawan disela perayaan HUT ke-19 ITB STIKOM Bali bertempat di aula ITB STIKOM Bali, Selasa (10/08/2021). Perayaan HUT ke-19 ITB STIKOM Bali dilakukan secara daring dan luring sehingga bisa diikuti oleh seluruh civitas akademika ITB STIKOM Bali dan para awak media peliput.
Dadang Hermawan menjelaskan, bidang magang yang ditawarkan Lithan Academy Singapura adalah Digital Bisnis bagi mahasiswa Program Studi (Prodi) Bisnis Digital dan Prodi Manajemen Informatika. Software Engineering bagi mahasiswa Prodi Sistem Komputer, Prodi Teknologi Informasi, dan Prodi Manajemen Informatika. Lalu ada juga Digital System Adminitration untuk mahasiswa dari Prodi Sistem Informasi, dan Prodi Manajemen Informatika.
Disebutkan, magang ini khusus untuk mahasiswa ITB STIKOM Bali program S-1 atau D-3 angkatan 2021, 2020 dan 2019 kelas reguler (tidak termasuk kelas karyawan dan kelas internasional), dengan usia maksimal 35 tahun. Menariknya lagi, para mahasiswa tidak perlu ke Singapura untuk mengikuti magang tetapi tetap tinggal di Bali atau Indonesia, karena magang dilakukan secara online.
“Buat kami, di saat ulang tahun ke-19, ada rezeki datang tak terduga. Lithan Singapura mengajak kami untuk kerja sama pemagangan dan tentu saya langsung merespon sehingga kami menandatangani MoA kemarin. Inilah wujud terobosan ITB STIKOM Bali dalam Program Kampus Merdeka.
Untuk mengikuti program magang Singapura ini, para mahasiswa hanya membayar biaya kuliah tahun pertama saja, sebesar Rp.18.000.000 atau bisa dicicil dua kali masing-masing Rp.9.000.000.
“Jika mahasiswa tidak punya uang sebanyak itu tetapi ingin mengkuti program ini, maka bisa menggunakan pinjaman dari Bank Fajar (Grup STIKOM, red) sesuai syarat dan ketentuan yang berlaku di Bank Fajar. Jadi dengan program ini sekaligus kami sudah mewujudkan work from Bali to world industries,” kata Dadang Hermawan di kampus ITB STIKOM Bali, Renon, Denpasar, Selasa (10/08/2021).
Dadang menambahkan, untuk biaya kuliah pada tahun kedua hingga tahun keempat dibayar langsung oleh perusahaan penerima peserta magang di Singapura, sehingga praktis para mahasiswa kuliah secara gratis. Selain itu, sejak tahun kedua para mahasiswa sudah mendapat uang saku dari perusahaan magang tersebut, yang besarannya sesuai angkatan kuliah di ITB STIKOM Bali.
“Untuk angkatan 2021, peserta magang mendapat uang saku tahun kedua sebesar Rp.1.500.000 per bulan, tahun ketiga mendapat uang saku sebesar Rp 3.000.000 per bulan, dan tahun keempat mendapat uang saku sebesar Rp.3.750.000 per bulan. Untuk angkatan 2020, tahun kedua mendapat uang saku Rp.1.700.000 per bulan, tahun ketiga mendapat uang saku sebesar Rp.3.400.000 per bulan, dan tahun keempat mendapat uang saku sebesar Rp.4.350.000 per bulan. Untuk angkatan 2019, tahun kedua mendapat uang saku sebesar Rp.1.800.000 per bulan, tahun ketiga mendapat uang saku sebesar Rp.3.600.000 per bulan dan keempat mendapat uang saku Rp.4.600.000 per bulan,” beber Dadang Hermawan.
“Uang saku per bulan itu minimal, bisa naik tergantung kinerja perusahaan maupun kinerja peserta magang,” tukasnya.
Menurut Dadang Hermawan, syarat utama mengikuti program ini adalah ada kemampuan berbahasa Inggris baik lisan maupun tulisan. Tidak perlu ijazah TOEFL, yang penting lancar berbahasa Inggris. Atau pada tahun pertama itu bisa mengikuti kuliah sambil kursus bahasa Inggris.
Lalu bagaimana mekanisme kuliah sambil magang ini?, Dadang Hermawan menerangkan pada tahun pertama, perkuliahan dilakukan secara daring full time oleh pihak Lithan Academy Singapore dengan total durasi perkuliahan sekitar 2.000 jam dan didamping oleh dosen ITB STIKOM Bali. Menjelang kuliah tahun pertama berakhir (sekitar 2 bulan sebelumnya, red), para mahasiswa akan disalurkan magang ke berbagai perusahaan yang berkantor di Singapura dengan mengikuti prosedur rekruitmen yang berlaku di perusahaan tersebut. Tahun kedua sampai dengan keempat (3 tahun, red), para mahasiswa akan melaksanakan magang secara online sambil tetap kuliah, baik yang diberikan pihak Singapura (sekitar 90 jam per semester) maupun pihak kampus (sesuai dengan kurikullum kampus).
“Magang dilakukan dari hari Senin sampai dengan Jumat (40 jam) dan kuliah dilakukan di hari Sabtu dan Minggu atau di malam hari. Kuliah yang diberikan oleh mitra di Singapura dilakukan dalam bahasa Inggris dan selalu didampingi oleh dosen dari ITB STIKOM Bali. Perkuliahan yang diberikan oleh ITB STIKOM Bali menggunakan bahasa Indonesia atau bahasa Inggris. Tugas akhir atau skripsi dapat dibuat dengan menggunakan bahasa Inggris atau bahasa Indonesia,” jelas Dadang Hermawan.
Sementara itu Pembina Yayasan Widya Dharma Shanti Denpasar, Prof. Dr. I Made Bandem, M.A., dalam sambutannya menyampaikan terima kasih kepada seluruh civitas akademika ITB STIKOM Bali atas kerjasama, dedikasi, dan loyalitasnya sehingga mampu menempatkan ITB STIKOM Bali sebagai perguruan tinggi terdepan dan terbaik di bidang IT dan bisnis.
“Yayasan akan terus mendukung kegiatan yang dilaksanakan ITB STIKOM Bali baik di kancah lokal, nasional maupun internasional menuju ITB STIKOM Bali menjadi world class university,” ujar Prof. Bandem. (rls)