Denpasar (Penabali.com) – Disela acara peresmian Lapangan Tembak Soedirman dan Soedirman Shooting Club (SSC) di Jalan Piere Tendean, Kompleks Asrama Sudirman Denpasar, Selasa (28/09/2021), Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Provinsi Bali memberikan edukasi penggunaan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) bertajuk “Pakai QRIS: Belanja Sehat dan Belanja Kekinian”.
Acara peresmian itu dihadiri Wakil Gubernur Bali Cok Ace yang sekaligus meresmikan lapangan tembak tersebut, Kasdam Udayana, Danrem Wira Satya, serta undangan lainnya dengan tetap mematuhi protokol kesehatan.
Dalam kesempatan tersebut para tamu undangan diberikan kesempatan untuk mempraktikkan penggunaan transaksi QRIS secara langsung untuk donasi kepada salah satu rumah ibadah di Bali.
Kepala KPw BI Provinsi Bali, Trisno Nugroho mengatakan, kegiatan edukasi menjadi penting dimana QRIS sebagai kanal pembayaran non-tunai berbasis digital telah menjadi suatu solusi dalam melakukan transaksi pembayaran nir-sentuh yang cepat, mudah, murah, aman dan handal dengan tetap mengedepankan protokol kesehatan karena tidak memerlukan kontak fisik baik secara langsung maupun tidak langsung antar pengguna.
“Sejalan dengan pergeseran pola perilaku preferensi masyarakat di masa pandemi Covid-19 yang mengedepankan faktor keamanan dan kesehatan, kini masyarakat di Bali dari sisi merchant pada khususnya, telah beradaptasi dengan penggunaan metode pembayaran digital berbasis QRIS ini. Hal tersebut ditunjukkan dengan berkembang pesatnya jumlah merchant di Bali yang yang sudah menerapkan digitalisasi pembayaran berbasis QRIS,” tutur Trisno.
Per 24 September 2021, jumlah merchant QRIS di Provinsi Bali tercatat 322.834 merchant, yang mayoritas merupakan merchant kategori usaha mikro dengan pangsa 52,1%, dan umumnya berada di Kota Denpasar dan Kabupaten Badung. Jumlah merchant tersebut tumbuh sebesar 85% dibandingkan dengan awal tahun 2021 (ytd), yang menjadikan Provinsi Bali masuk ke dalam daftar 10 provinsi dengan jumlah QRIS terbanyak secara nasional dengan persentase pencapaian sebesar 89% dari target 363.100 pada tahun 2021.
Pada kesempatan tersebut, Bank Indonesia juga memberikan sosialisasi mengenai kewajiban penggunaan mata uang Rupiah dalam setiap transaksi di wilayah Indonesia. Dengan sosialisasi tersebut diharapkan mulai tumbuhnya kunjungan wisatawan asing di Bali juga diiringi kesadaran tentang kewajiban penggunaan Rupiah.
Trisno menjelaskan, kewajiban penggunaan Rupiah mengandung makna yang cukup dalam yaitu untuk menjaga stabilitas Rupiah, menjaga dan menunjukkan martabat Rupiah, serta menjaga kepercayaan masyarakat Indonesia terhadap Rupiah dengan menggunakannya dalam setiap transaksi yang akan berdampak pada kepercayaan global terhadap Rupiah dan perekonomian nasional.
Selain menggunakan Rupiah dalam setiap transaksi, Bank Indonesia juga terus menghimbau agar masyarakat terus berperan dalam menjaga kualitas fisik uang Rupiah yang beredar.
Untuk menjaga kualitas uang Rupiah yang beredar di masyarakat, pada periode Januari hingga Agustus 2021 Bank Indonesia telah melakukan pemusnahan uang lusuh dari masyarakat sebanyak Rp.2.017 miliar dan menggantikannya dengan uang yang baru.
“Agar uang Rupiah yang beredar tidak cepat lusuh, saya mimta masyarakat menjaga Rupiah melalui 5 Jangan, yaitu Jangan dilipat, Jangan diremas, Jangan distapler, Jangan dicoret dan Jangan dibasahi,” tegasnya. (foto: ist.)