Categories Berita

Ogoh-ogoh Harus Sesuai Tattwa Agama Hindu, Disbud Denpasar Mulai Menilai 163 Ogoh-ogoh

Tim penilai ogoh-ogoh dari Dinas Kebudayaan Kota Denpasar, mulai melakukan proses penilaian terhadap 163 karya ogoh-ogoh dari Sekeha Teruna Teruni di Kota Denpasar. Penilaian diawali dari Kecamatan Denpasar Timur pada Senin (25/2). Dewan juri dipimpin Sekretaris Dinas Kebudayaan Kota Denpasar, Dewa Gede Juli Astabrata bersama Kabid Kebudayaan Dinas Kebudayaan Kota Denpasar, I Made Wedana.

Sekretaris Dinas Kebudayaan Kota Denpasar, Dewa Gede Juli Astabrata menjelaskan pelaksanaan lomba ogoh-ogoh ini merupakan komitmen Kota Denpasar dalam pelestarian seni dan budaya. Ogoh-ogoh merupakan elemen penting yang patut dilestarikan, utamanya pakem-pakem ogoh-ogoh itu sendiri yang wajib mengangkat tema bhuta kala.

“Ini merupakan komitmen Pemkot Denpasar dalam pelestarian dan pengembangan seni dan budaya di Kota Denpasar,” jelasnya.

Dewa Juli menjelaskan, pengumuman 32 nominasi di empat kecamatan akan dilaksanakan pada tanggal 1 Maret mendatang. Nantinya, dari hasil penjurian ini akan dicari nominasi 8 besar di masing-masing kecamatan, sehingga keseluruhanya akan berjumlah 32 yang akan mendapatkan uang pembinaan sebesar Rp. 10 juta dipotong pajak. Seluruh peserta lomba dan hasil penilaian lomba akan diserahkan ke desa pakraman untuk selanjutnya dilaksanakan pawai di masing-masing desa ada malam pengerupukan. Pihaknya juga berharap seluruh elemen yang terlibat saat malam pengerupukan agar tetap menjaga keamanan serta kondusifitas rangkaian Hari Suci Nyepi ini.

“Kepada semua pihak termasuk pesa pakraman, babinsa, Babinkamtibmas, Desa/lurah dan STT akan senantiasa mengawasi lingkungan sekitar agar terjaaga kondusifitasnya serta mentaati aturan pelarangan penggunaan soundsystem saat pawai ogoh-ogoh,” tegasnya.

Dari 163 ogoh-ogoh yang terdaftar, 47 ogoh-ogoh ada di Kecamatan Denpasar Timur, 44 ogoh-ogoh di Kecamatan Denpasar Utara, 37 ogoh-ogoh di Kecamatan Denpasar Barat dan 35 ogoh-ogoh di Kecamatan Denpasar Selatan. Selanjutnya tiap kecamatan akan dinilai dewan juri secara bergiliran.

Tim penilai, I Gede Anom Ranuara bersama I Wayan Butuantara menjelaskan, aspek penilaian lomba ogoh-ogoh ini meliputi tema, proporsional, kombinasi dengan teknologi, ornamen serta penggunaan warna. Selain itu, dilaksanakannya kegiatan ini guna mensosialisasikan tentan pakem-pakem penting dalam ogoh-ogoh sebagai uperengga dalam rangkaian hari Suci Nyepi. “Kami berharap pemahaman tentang seni budaya yang memiliki pakem seperti ogoh-ogoh ini dapt disosialisasikan sejak dini, sehingga pembuatan ogoh-ogoh dapat sesuai dengan tattwa agama Hindu,” jelasnya.

“Kami sangat menyambut baik kegiatan ini dan semoga dapat dilaksanakan setiap tahunya untuk mendukung kreatifitas sekeha teruna di Kota Denpasar,” ucap Ketua ST. Eka Dharma Canti, I Putu Oka Mahendra. (red)