Buleleng (Penabali.com) – Bupati Buleleng, Putu Agus Suradnyana, minta program pengembangan infrastruktur internet dari Common Room Network Foundation dapat diterapkan pada lebih dari satu desa di Buleleng.
Dalam rangka menyambut transformasi digital, tentunya pengembangan infrastruktur internet terus digenjot Pemerintah Kabupaten Buleleng. Merujuk hal itu, banyak program baik yang bersumber dari APBD maupun pihak ketiga dilakukan. Salah satunya adalah rencana program pengembangan infrastruktur internet dari Common Room Network Foundation Jakarta. Program itu menyasar salah satu desa di Buleleng yaitu Desa Tembok, Kecamatan Tejakula tahun ini.
Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana mendukung program yang mendorong inisiatif warga dalam membangun infrastruktur internet berbasis komunitas secara mandiri dan berkelanjutan. Ia pun berharap agar program ini tidak hanya menyasar satu desa di Buleleng.
“Saya harap ini bisa dilakukan di dua desa, karena masing-masing desa di Buleleng memiliki karakteristik yang berbeda. Jadi ada cara pendekatan yang berbeda,” ungkap Agus Suradnyana saat menerima audiensi dari Common Room Network Foundation, Kadis Kominfosanti Buleleng Ketut Suwarmawan, dan Kepala Desa Tembok, Dewa Komang Yudi Astara, Selasa (26/4/2022).
Gustaff Harriman Iskandar selaku Direktur Common Room Network Foundation mengungkapkan program pengembangan infrastruktur internet melalui sekolah internet berbasis komunitas ini memberikan pelatihan bagi masyarakat setempat untuk membangun intrastruktur internet secara mandiri dan berkelanjutan.
Berawal dari kolaborasi pihaknya dengan Desa Ciptagelar di Jawa Barat pada 2018. Dari satu dusun, program sekolah internet berkembang ke enam dusun. Tiga tahun berlalu infrastruktur internet sudah menjangkau lebih dari 30 dusun di desa tersebut. Untuk itu pihaknya menilai program ini juga akan berimbas pada kemajuan pembangunan di Buleleng.
“Program ini juga diadaptasi oleh Kementerian Desa dan Kominfo, karena pengembangan infrastruktur internet pada situasi pandemi sangat terbatas, sehingga pelibatan warga di tingkat desa dilihat sebagai solusi penting. Ini yang kami kembangkan ke delapan provinsi termasuk Bali, khususnya di Desa Tembok untuk desa percontohan,” ujarnya.
Selain itu, juga diselenggarakan Rural ICT Camp sebagai wadah pelatihan intensif selama seminggu penuh bagi warga desa. Kegiatan itu untuk menambah wawasan terkait kebijakan, teknis, sampai pemanfaatan internet bagi pemerintah desa, pendidikan, maupun kesehatan.
“Tahun ini kami berencana menyelenggarakan Rural ICT Camp di Desa Tembok karena bertepatan dengan Bali yang mulai merintis kebijakan satu data dan juga Indonesia sebagai tuan rumah pelaksanaan G20 yaitu di Bali,” imbuh Gustaff Harriman. (rls)