Badung (Penabali.com) – Bali and Beyond Travel Fair (BBTF) yang ke-8 akan digelar 14 – 17 Juni 2022 di Bali International Convention Center (BICC) Nusa Dua, Badung, secara temu muka dan virtual.
Event tahunan yang dikenal sebagai acara andalan industri pariwisata detak jantung Bali, dan populer sebagai pameran pariwisata dan perjalanan internasional terkemuka di Indonesia itu, tetap harus dijaga secara strategis.
Sehubungan dengan hal tersebut, para pemangku kepentingan mengadakan temu media Road to BBTF 2022, Senin (6/6/2022), sebagai rangkaian sekaligus persiapan acara yang akan mengundang narasumber pilihan dengan topik “Balancing in Harmony”.
Berbagai sudut diangkat yang diharapkan mampu memberikan informasi lengkap berkaitan dengan regulasi pemerintah terutama tentang kembali beroperasinya rute penerbangan internasional reguler di Bandara I Gusti Ngurah Rai, dan kesempatan pemulihan ekonomi Bali serta Indonesia melalui pariwisata.
Narasumber yang mengisi acara temu wicara sekaligus press conference ini yakni:
1. Koordinator Pemasaran Pariwisata Nusantara Area I (Sumatera) Kemenparekraf, Taufik Nurhidayat, S.Sos., M.M.,
2. Wakil Gubernur Bali, Prof. Dr. Ir. Tjok Oka Artha Ardhana Sukawati, M.Si.,
3. Ketua GIPI Bali/Bali Tourism Board (BTB), Ida Bagus Agung Partha Adnyana,
4. Ketua Komite BBTF 2022, I Putu Winastra, S.Sos., dan
5. General Manager Multi Property Vice President – The Westin Resort Nusa Dua Bali, Oriol Montal.
Acara inj dipandu moderator sekaligus Komite Koordinasi Media BBTF, Yoke Darmawan.
BBTF sebagai ajang pertemuan bisnis ke bisnis dalam industri pariwisata nasional dan internasional, ikut mengambil peran penting dalam penyampaian informasi dan jalin kerjasama dengan operator perjalanan luar negeri (buyers) yang akan mengirimkan wisatawan ke Indonesia. Tahun ini, BBTF memperkenalkan exhibitors (sellers) dengan konsep pariwisata berkelanjutan (sustainable tourism) dan pengembangan wisata wellness serta kesehatan health tourism.
Selain itu, juga menampilkan produk destinasi baru merupakan langkah strategis yang ditujukan untuk mendorong pergerakan wisatawan nusantara dan global untuk mengenal destinasi baru, fasilitas dan layanan berkualitas.
BBTF tahun ini menampilkan 13 destinasi provinsi di Indonesia yaitu; DKI Jakarta, Aceh, Bangka Belitung, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Timur, Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, Sumatra Utara, dan pastinya Bali termasuk juga didalamnya 5 destinasi prioritas yaitu Danau Toba, Mandalika, Borobudur, Likupang, dan Labuan Bajo. Presentasi destinasi ini sekaligus memberi ruang untuk unjuk seni, budaya serta keunikan daerah masing-masing.
“Bali akan terus melakukan diversifikasi pertumbuhan ekonomi lewat pariwisata yang bukan hanya tergantung kepada jumlah kedatangan, tapi juga quality tourism, oleh sebab itu perlunya akselerasi produk baru seperti wellness tourism, health tourism, cruise tourism, serta MICE untuk lebih dikenal oleh para buyers. Selain itu akan ada temu diskusi melihat pentingnya kontribusi travel agent dalam bisnis industri pariwisata ini serta perannya dalam mendorong kolaborasi dengan para stakeholders lain,” jelas Winastra yang juga Ketua ASITA, Bali Chapter.
Tema BBTF 2022 “Balancing in Harmony” menjadi upaya komunikasi dan jembatan membangkitkan ekonomi pariwisata post-pandemi dan mata rantai promosi destinasi maupun produk wisata berkelanjutan.
Tahun ini, BBTF telah berhasil menarik perhatian sebanyak 181 sellers dari 30 kabupaten/kota berasal dari 13 provinsi termasuk Bali serta Indonesia secara keseluruhan, dan 273 buyers dari 30 negara ikut meramaikan bisnis industrI pariwisata.
BBTF tahun ini menyambut banyak travel agent baru yang berasal dari Afrika, beserta negara-negara dengan kontribusi besar dari Eropa, Timur Tengah, ASEAN, India, Australia, dan Asia secara keseluruhan. Nigeria untuk pertama kalinya ikut meramaikan BBTF tahun ini dan sekaligus tercatat sebagai buyer dengan jumlah terbanyak setelah Indonesia, kemudian Australia, India, Filipina, Prancis, Belanda, diikuti UK, dan Uni Emirat Arab.
Pada pelaksanaan BBTF tahun ini, target transaksi yang dilakukan pada saat acara diperkirakan mencapai hingga IDR 5,220 triliun. Meningkat 22 persen jika dibandingkan dengan target tahun 2021 sebesar IDR 4,080 triliun.
“Kami sangat antusias untuk menyambut sellers, buyers, dan media terkemuka pada pelaksanaan BBTF ke-8 tahun ini.” tutup Winastra.
Mencatat pencapaian transaksi BBTF tahun-tahun sebelumnya, acara ini diyakini sebagai Indonesia’s Leading International Travel Fair yang dapat dibanggakan, dan menjadi alat promosi destinasi-destinasi provinsi Indonesia, serta produk perjalanan berkelanjutan. (rls)