(Puspen TNI). Saat ini bangsa Indonesia telah memasuki perkembangan baru yaitu revolusi industri 4.0. yang memiliki dampak positif dan negatif. Positifnya adalah mempermudah pekerjaan manusia dan negatifnya semakin maraknya penyebaran berita hoax (bohong). Dengan perkembangan Revolusi Industri 4.0 ini, jangan lagi mudah terprovokasi oleh berita-berita hoax.
“Saya mengajak kepada seluruh masyarakat dan khususnya para santri yang ada di seluruh Pondok Pesantren di Banten agar tidak melakukan ujaran kebencian. Hal ini harus kita lakukan bersama untuk menjaga bangsa Indonesia menjadi negara makmur, gemah ripah loh jinawi toto tentrem kerto raharjo,” kata Panglima TNI, Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, S.I.P. pada acara Doa Bersama Panglima TNI dengan masyarakat Banten dalam rangka Latihan Kesiapsiagaan Operasional Koarmada I di PLTU Suralaya, bertempat di Eco Park PT. Indonesia Power, Suralaya Cilegon, Provinsi Banten, Rabu malam (27/3/2019).
Lebih lanjut dikatakan, pada tahun 2045 bangsa Indonesia akan menjadi kekuatan ekonomi nomor empat terbesar di dunia, dan untuk menghadapi hal tersebut para generasi muda tidak boleh berdiam diri, namun harus belajar. Menurutnya, para santri dan santriwati adalah sumber daya manusia unggul yang telah disiapkan untuk mengisi pembangunan dalam menghadapi Indonesia emas pada tahun 2045.
“Persyaratan menghadapi Indonesia emas tahun 2045 adalah menyiapkan sumber daya manusia terutama generasi mudanya dengan menjadi manusia yang unggul, sehingga dapat menghasilkan produktifitas dan didukung dengan teknologi tinggi,” ujar Panglima di acara yang mengangkat tema, “Melalui Istighosah Prajurit TNI dan Masyarakat Kita Wujudkan Semangat Kebersamaan, Rasa Kekeluargaan serta Memperkokoh Kemanunggalan TNI-Rakyat Dalam Menjaga NKRI”.
Panglima TNI menegaskan, sejatinya persatuan dan kesatuan seluruh komponen bangsa adalah prasyarat mutlak dalam pembangunan nasional. Menurutnya, pembangunan yang tidak hanya akan meningkatkan kesejahteraan, tetapi juga menjamin kedaulatan negara, keutuhan wilayah serta perlindungan bagi seluruh rakyatnya.
“Oleh karena itulah, TNI tidak akan pernah melupakan jati dirinya sebagai tentara rakyat, tentara pejuang, tentara nasional, dan tentara professional”, tegasnya.
Dihadapan 5.000 orang yang hadir dalam acara doa bersama tersebut, Panglima TNI menjelaskan tujuan diadakannya Latihan Kesiapsiagaan Operasional TNI di Banten adalah sebagai bentuk pertanggungjawaban TNI kepada rakyat karena seluruh Alutsista TNI dibeli menggunakan uang rakyat.
“Pengadaan Alutsista TNI yang modern, pendidikan dan latihan bertujuan meningkatkan profesionalisme TNI agar dapat melindungi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dari segala ancaman baik yang datang dari dalam negeri maupun luar negeri,” tuturnya. (red)