PT Pegadaian (Persero) memperingati ulang tahun ke-118 yang dipusatkan di Kantor Pegadaian Kanwil VII Denpasar, Jalan Raya Puputan Renon, Denpasar, Senin (1/4). Di usia yang setengah abad dan dalam era yang yang penuh tantangan dan kompetisi ketat, Pegadaian telah melakukan transformasi terstruktur untuk merebut pangsa pasar.
Pencapaian besar Pegadaian hingga pada tahun 2018 lalu, perusahaan yang berdiri sejak 1 April 1901 ini berhasil menunjukkan kinerja yang baik, yang ditandai dengan laba bersih sebesar Rp 2,775 triliun, serta memberikan kontribusi kepada negara dengan menyetorkan pajak sebesar Rp1,441 triliun dan dividen Rp1,005 triliun.
“Hut tahun ini kita mengusung semangat Era Baru The Gade. Artinya kita merubah Pegadaian melalui pola-pola transformasi yang terstruktur untuk melakukan mindset perubahan bisnis dalam meraih pasar,” ujar Pimpinan PT. Pegadaian (Persero) Kanwil VII Denpasar, Nuril Islamiah, didampingi Vice President (Deputi Bisnis) Area Pegadaian Denpasar, Sucahya P. Laksana, disela acara.
Dalam transformasi terstruktur itu, Pegadaian terus melakukan berbagai inovasi pengembangan untuk memberikan pelayanan yang prima kepada masyarakat.
“Pegadaian sekarang sudah berubah, layanannya juga berubah dan mengarah ke digital. Kami punya Pegadaian Digital Service, ada juga investasi tabungan emas. Cukup 6 ribuan bisa memiliki emas,” ucapnya.
Salah satu inovasi Pegadaian dalam merebut pasar adalah layanan perberdayaan di sektor pertanian. Lewat produk yang disebut “gadai tanah”, dimana tanah bisa menjadi jaminan pinjaman. Hanya saja, jaminan itu bukan nilai tanahnya melainkan biaya produksi untuk mengelola tanah tersebut sehingga kredit yang dikucurkan lebih produktif.
“Kami ingin memberi pinjaman tidak berdasar nilai tanah tapi berdasarkan biaya produksinya. Semisal biaya mulai dari membajak, menanam hingga panen dan memasarkan hasil panennya. Berapa biaya yang dikeluarkan untuk itu, kitu kami berikan,” paparnya.
Menariknya dari program “gadai tanah” ini, peminjam tidak membayar kreditnya tiap bulan. Tapi dibayar setelah panen. “Mereka bisa bayar terakhir setelah panen. Jadi tidak per bulan. Kalau bayar per bulan khan dia belum pegang uang,” jelasnya.
Sementara itu, perayaan hut ke-118 berlangsung meriah. Suasana menjadi tambah semarak ketika Pimpinan PT. Pegadaian (Persero) Kanwil VII Denpasar, Nuril Islamiah menghambur-hamburkan uang pecahan 20 ribuan dan 50 ribuan. Sontak, aksi spontan itu jadi rebutan pegawai Pegadaian untuk bisa mendapatkan uang tersebut.
Sementara itu, Direktur Utama PT Pegadaian (Persero) Kuswiyoto dalam sambutan tertulisnya mengucapkan terima kasih kepada seluruh karyawan, manajemen, jajaran Direksi, serta Dewan Komisaris, yang telah bersama-sama membangun, merawat, dan membesarkan Pegadaian. Berbagai pencapaian ini tak lepas dari hasil kerja seluruh keluarga besar Pegadaian yang komit dan antusias memajukan perusahaan, meski Pegadaian baru memasuki tahap awal melaksanakan implementasi transformasi.
“Saya yakin transformasi yang kita lakukan ini, akan sangat membantu melambungkan kinerja perusahaan, dengan syarat seluruh Insan Pegadaian menyadari, mengerti, serta secara sungguh-sungguh dan bersama-sama mengimplementasikan program transformasi yang kita jalankan,” ujarnya.
Kuswoyoto menjelaskan, ada dua hal yang selalu menjadi fokus utama Board of Director (BOD). Pertama, terus fokus untuk bisa meraih kinerja yang excellent. Dan yang kedua secara terus- menerus bisa meningkatkan kesejahteraan karyawan.
“Untuk mewujudkan kedua hal di atas, maka seluruh insan Pegadaian harus bisa guyub, rukun, bersatu dalam menghadapi perubahan yang cepat dan persaingan bisnis yang makin ketat. Kuncinya adalah keterbukaan dalam berkomunikasi,” tegasnya. (red)