Denpasar (Penabali.com) – Pengembangan hortikultura di Indonesia hingga saat ini dirasakan belum optimal. Padahal, pemerintah telah memberikan perhatian serius dan merupakan sektor andalan nasional.
Hal tersebut disampaikan Ketua Bidang Organisasi Perhimpunan Hortikultura Indonesia (Perhorti), Dr. Liferdi Lukman, S.P., M.Si., pada acara Hortalk serangkaian acara pengukuhan Perhorti Komisariat Daerah Bali Periode 2022-2025, di Gedung Agrokompleks, Universitas Udayana, Denpasar, Jumat (15/7/2022).
Lukman yang saat ini menjabat Direktur Buah dan Florikultura Kementerian Pertanian, mengakui produksi yang belum optimal, salah satunya karena pengaruh cuaca.
“Produksi tergantung cuaca, skala usaha kecil dan menyebar, minim mekanisasi dan aksesibilitas, serta preferensi konsumen dominan produk segar,” jelas Lukman.
Ia mengungkapkan, upaya pengembangan terus dilakukan, contohnya melalui pengembangan kampung hortikultura. Bali merupakan salah satu daerah pengembangan kampung hortikultura. Kementan menjadikan Bali menjadi role model pengembangan hortikultura terintegrasi dengan pariwisata. Hal ini dikarenakan market lokal hasil hortikultura di Bali sudah jelas, yaitu wisatawan.
Dewan Penasehat Perhorti Komda Bali 2022-2025, Prof. Ir. I Made Supartha Utama, M.S., Ph.D., menegaskan pentingnya penerapan Ipteks dalam meningkatkan efisiensi produksi horikutltura. Peningkatan efisiensi dan nilai tambah konoditi unggulan melalui sistem yang terintegrasi di sepanjang rantai pasok, serta pengelolaan sumber daya pertanian dan lingkungan yang seimbang dan berkelanjutan harus dikedepankan dalam pengembangan sistem pertanian hortikultura secara cerdas.
Sementara Entreprenuer Hortikultura yang juga Ketua Petani Muda Keren, A.A. Gede Agung Wedhatama, mengungkapkan bahwa mengelola pertanian harus fokus, dan harus membangunan model sebanyak-banyaknya sehingga lebih banyak anak muda yang tertarik menekuni usaha pertanian. Menurutnya penerapan smart farming sistem terbukti mampu menjadi magnet bagi kaum melinel untuk menekuni pertanian.
“Sebaiknya pengembangan pertanian lebih berorientasi pada core pertanian karena dengan demikian akan memberikan hasil terbaik yang dengan sendirinya akan memancing sektor lain seperti pariwisata dan perdagangan berkontribusi di dalamnya,” ujar pria yang akrab disapa Gung Wedha ini.
Ketua Perhorti Komda Bali periode 2022-2025, Prof. Dr. Ir. I Nyoman Rai, M.S., berharap pengurus dan anggota Perhorti Komda Bali hadir dan berbuat nyata dalam membantu memecahkan permasalahan yang dihadapi petani dan praktisi hortikultura di Bali. Hortikultura merupakan salah satu sub sektor pertanian yang menjadi andalan pembangunan ekonomi nasional maupun daerah Bali guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya petani,
Secara nasional, nilai ekspor sub sektor ini mencapai $ 647,34 juta pada periode Januari-November 2021. Memperhatikan potensi tersebut, pemerintah menetapkan arah kebijakan pembangunan hortikultura berupa meningkatkan daya saing hortikultura melalui peningkatan produksi, produktivitas, akses pasar, dan logistik didukung sistem pertanian modern yang ramah lingkungan, serta mendorong peningkatan nilai tambah produk untuk kesejahteraan petani. (rls)