Denpasar (Penabali.com) – Rektor Universitas Warmadewa (Unwar), Prof. dr. Dewa Putu Widjana, DAP&E., Sp.ParK., mengukuhkan Prof. Dr. Ni Luh Made Mahendrawati, S.H., M.Hum., sebagai Guru Besar Tetap Universitas Warmadewa. Pengukuhan berlangsung di Ruang Auditorium Widya Sabha Uttama Unwar, Rabu (27/7/2022).
Prof. Mahendrawati merupakan Guru Besar ke-18 Unwar. Namun demikian, Rektor Prof. Widjana mengatakan, jumlah Guru Besar di lingkungan Unwar masih jauh dari kata ideal. Rektor menerangkan, saat ini jumlah dosen di Unwar 448 orang dengan jumlah Guru Besar 18 orang. Sehingga persentase Guru Besar di Unwar hanya 3 persen. Sejatinya, dengan dosen sejumlah itu, jumlah guru besar proporsinya 16 persen.
“Kalau dilihat proporsi antara guru besar dengan total jumlah dosen standarnya masih kurang, artinya apa, institusi harus berusaha sekuat tenaga dalam rangka meningkatkan kualifikasi para dosen kita untuk menjadi guru besar,” ujar Prof. Widjana.
Meski demikian, Prof. Widjana mengaku berbangga dengan pengukuhan Prof. Mahendrawati sebagai Guru Besar Tetap Unwar. Menurut Prof. Widjana, peran guru besar di sebuah perguruan tinggi dapat meningkatkan kualitas pendidikan.
“Artinya bahwa keberadaan seorang guru besar itu bakal sesuatu yang harus kita usahakan. Makin banyak guru besar kita yakin kualitas pendidikan juga semakin meningkat,” jelasnya.
Menurut Ketua Yayasan Kesejahteraan Korpri Provinsi Bali, Dr. A.A. Gede Oka Wisnumurti, pengukuhan Prof. Mahendrawati sebagai Guru Besar Tetap Unwar menambah amunisi akademik khususnya dalam mengembangkan dunia akademik dan keilmuan.
Terkait jumlah guru besar di Unwar yang masih kurang, Wisnumurti mengaku optimis proporsi guru besar di Unwar akan terus bertambah. Indikatornya, jelas Wisnumurti, jumlah doktor di Unwar saat ini mencapai 160 orang dan ada 157 dosen yang sedang mengambil kuliah S3 sebagai syarat menjadi guru besar.
Dalam waktu dekat ini, Unwar akan segera menyusul 6 orang lagi yang akan menjadi guru besar. Pihak yayasan, lanjut Wisnumurti, akan terus mendorong dosen-dosen baru segera mengurus jabatan fungsionalnya jadi guru besar yang merupakan jabatan fungsional tertinggi. Mulai dari asisten ahli rektor, lektor kepala sampai kemudian menjadi guru besar. Jadi proses inilah yang mesti harus diikuti khususnya bagi dosen-dosen baru.
“Saya yakin 5 tahun kedepan kita akan bisa memiliki profesor yang lebih baik secara kuantitas maupun kualitasnya,” ujar Wisnumurti seraya mengaku optimis sumber daya manusia Unwar kedepan akan semakin baik dan berkualitas.
Prof. Mahendrawati dikukuhkan sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Warmadewa. Sebelum acara pengukuhan, Prof. Mahendrawati menyampaikan orasi ilmiah tentang Keseimbangan Kepentingan Sebagai Upaya Perlindungan Hukum Bagi Pelaku Usaha dan Konsumen Guna Mewujudkan Demokrasi Ekonomi di Indonesia.
Lewat orasi ilmiahnya, Prof. Mahendrawati memperhatikan bahwa persaingan antar pelaku usaha yang semakin ketat dan tidak sempurna dewasa ini. Maka, nilai-nilai persaingan usaha sehat perlu mendapat perhatian lebih besar dalam sistem demokrasi ekonomi Indonesia sehingga memberikan perlindungan hukum tidak saja bagi para pelaku usaha tetapi juga perlindungan hukum bagi konsumen.
“Itulah yang menurut saya perlu kajian yang mendalam mengenai pengaturan yang tepat guna menciptakan iklim persaingan usaha sehat, fair competition,” terang Prof. Mahendrawati.
Ia melanjutkan, sebagaimana yang menjadi tujuan hukum itu sendiri yaitu memberikan kemanfaatan, keadilan, dan kepastian hukum yang akhirnya mendorong pertumbuhan perekonomian dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Indonesia.
Akhir kata, Prof. Mahendrawati menyampaikan terima kasih kepada berbagai pihak yang selalu memberi kontribusi baik langsung maupun tidak langsung yang tidak terhingga atas pencapaiannya pada titik saat ini.
“Keputusan untuk meraih sukses hanya satu detik. Perjuangannya beberapa tahun. Dan hasilnya dapat dinikmati selamanya. Tiada sukses yang diraih dengan jalan pintas, tiada sukses yang diraih tanpa keringat dan air mata, tiada sukses yang dapat diraih tanpa pengorbanan,” sebut Prof. Mahendrawati menutup orasi ilmiahnya. (red)