Denpasar (Penabali.com) – Dalam upaya menurunkan angka kasus demam berdarah, pelaksana fogging team dan tenaga Jumantik dari Dinas Kesehatan Kota Denpasar gencar melakukan fogging serta Pemberatasan Sarang Nyamuk (PSN) di seluruh wilayah Denpasar Selatan, Rabu (18/1/2023).
Kepala Puskesmas I Denpasar Selatan, dr. Wulan Tjatera, mengungkapkan kegiatan foging merupakan salah satu langkah untuk memberantas nyamuk dewasa.
“Biasanya kegiatan foging fokus dilaksanakan setelah dilakukan penyelidikan epidemiologi (PE) ke rumah penderita DBD. Jika didapatkan jentik di beberapa titik rumah penderita DBD dan rumah sekitar, kami akan langsung lakukan lakukan fogging fokus,” ujar dr. Wulan.
Kegiatan ini melibatkan jajaran kesehatan dari Puskesmas, jumantik dan koordinator jumantik yang selalu bekerja sama dengan petugas dinas kesehatan untuk penyediaan sarana dan prasarana fogging, juga dengan pihak kepala lingkungan serta aparat desa.
Selain itu, Kepala Puskesmas II Denpasar dr. Ida Ayu Ketut Martini juga mengungkapkan bahwa penyemprotan dilakukan di rumah penderita DBD dan bangunan sekitarnya dalam radius minimal 200 meter.
“Tahun ini ada rencana desa yang diwakilkan dengan kepala dusun yang akan bekerja sama dengan Kepala SD di wilayah Desa Sanur Kaja untuk menggerakkan anak didiknya melakukan pemeriksaan jentik,” jelas dr. Ida Ayu Ketut Martini.
Hal tersebut akan dikordinasikan oleh jumantik dengan jangka waktu 2 minggu sampai 1 bulan sekali. Kegiatan ini sudah diwacanakan dengan Perbekel Sanur Kaja.
Ditemukan 2 kasus DBD di Jalan Tukad Petanu Gang Nuri dan kemudian pihak Puskesmas I Densel langsung bergerak cepat melakukan tindakan fogging fokus sekitar kurang lebih 20 rumah di sepanjang Gang Nuri tersebut.
Di sisi lain, beberapa wilayah yang sudah dilakukan fogging diantaranya di Banjar Kertasari Panjer, Manik Saga Panjer, Tegal Sari Panjer, Jl. Tukad Pakerisan Gg. XV Banjar Antap Panjer, Jl. Palapa IX Sesetan serta Jl. Tukad Petanu Gang Nuri.
“Tindakan kami dalam menghadapi meningkatnya kasus DBD lebih meningkatkan edukasi kepada masyarakat mengenai DBD serta 3M+ baik melalui media sosial maupun secara langsung melakukan penyuluhan dalam gedung serta penyuluhan keliling dan juga mengedukasi masyarakat secara langsung melalui jumantik pada saat melakukan pemantauan jentik,” ungkap dr. Martini.
“Kami menghimbau masing-masing lingkungan untuk selalu gotong royong melakukan kebersihan lingkungan,” katanya.
Menghadapi tingkat kasus penyakit demam berdarah, Puskesmas dan Dinas Kesehatan Kota Denpasar mengoptimalkan peran dari juru pemantau jentik atau jumantik agar lebih waspada untuk memantau tempat-tempat penampungan air yang berpotensi menjadi sarang nyamuk dan melalukan penaburan larvasida pada tempat-tempat penampungan air tersebut.
“Kami juga membagikan larvasida kepada para warga di wilayah kerja Puskesmas II Denpasar Selatan, jadi seandainya mereka menemukan adanya jentik bisa langsung membubuhkan larvasida tersebut,” tutup dr. Martini. (rls)