Categories Buleleng Olahraga

Terpilih Aklamasi Nahkodai IWbA Buleleng 2023-2027, Fernanda Target Woodball Kian Bersinar Raih Prestasi

Singaraja (Penabali.com) – Sang Made Fernanda Iragraha terpilih secara aklamasi sebagai Ketua Indonesia Woodball Association (IWbA) Buleleng periode 2023-2027. Fernanda terpilih menggantikan Nengah Sudiarta pada Musyawarah Kabupaten (Muskab) IWbA, Sabtu (28/1/2023), di Sekretariat KONI Buleleng.

Muskab dibuka Ketua KONI Buleleng, I Ketut Wiratmaja. Ia pun mengaku salut dan bangga kepada IWbA Buleleng karena sudah mampu menunjukkan prestasi yang gemilang. Bahkan capaian prestasi yang dicetak atlet dan pembina terus meningkat dari tahun ke tahun.

“Muskab ini adalah ajang evaluasi kepengurusan dan pertanggungjawaban pengurus atas dana dan juga organisasi. IWbA selama ini sudah sangat baik dalam melaksanakan roda organisasi. Kami salut dan bangga, prestasi yang ditunjukkan juga melonjak naik, salah satunya pada Porprov kemarin,” ucap Wiratmaja.

Ketua IWbA Buleleng terpilih, Fernanda Iragraha. (foto: ist.)

Sementara Ketua IWbA Buleleng terpilih, Fernanda Iragraha, mengatakan dalam waktu dekat akan segera membentuk kepengurusan definitif, rapat kerja dan pelantikan pengurus baru. Fernanda juga telah merancang target untuk mengantarkan woodball Buleleng berprestasi baik dalam ajang Porsenijar, Porprov hingga Pekan Olahraga Nasional (PON).

“Target di Porsenijar dan Porprov kami tetap juara umum, sedangkan babak kualifikasi PON kami juga targetkan atlet dan pelatih woodball Buleleng dapat kuota terbanyak,” ungkap Fernanda.

Meskipun dana pembinaan ke masing-masing Pengkab Cabor yang bernaung di bawah KONI Buleleng tahun ini dipastikan menurun, namun hal itu disebutnya tidak akan mempengaruhi kinerja pengurus IWbA untuk melakukan promosi, pembibitan dan pembinaan prestasi.

Muskab IWbA di Sekretariat KONI Buleleng. (foto: ist.)

Ketua IWbA Buleleng periode 2019-2023, Nengah Sudiarta, berharap kepengurusan yang baru agar mampu mengkolaborasikan pembinaan atlet antara sistem tradisional dan modern yakni dengan penerapan sport science.

“Kami berpikir selama ini banyak pelatih yang menjaga ketradisionalannya. Ketika usai pertandingan hanya evaluasi hasil teknis yang kurang bagus. Lupa pendekatan Iptek dalam olahraga yang mengukur secara pasti ayunan berapa, kecepatan berapa, kekuatan pukulan, kedepannya ini yang terus dilatih,” papar Sudiarta.

Sport Science menurutnya sangat penting tidak hanya mengejar prestasi tetapi menjaga atlet tetap sehat. (rls)