Categories Berita Hukum Nasional

Konferensi Internasional TNI-ICRC, Upaya Persiapkan Perdamaian Dunia

(Puspen TNI). Panglima TNI dalam sambutannya yang dibacakan KasumTNI Letjen TNI Joni Supriyanto saat menutup konferensi internasional antara TNI dan ICRC, di Hotel Borobudur, Jakarta, Kamis (27/6), menyatakan merujuk kepada salah satu maxim dari Publius Flavius Vegetius Renatus “Qui Desederat Pacem, Praeparet Pacem” atau “Siapa Yang Menginginkan Perdamaian Harus Mempersiapkan Perdamaian”, hal tersebut menunjukkan perdamaian adalah impian dan harapan setiap manusia atau setiap negara. Akan tetapi, perdamaian tidak datang dengan sendirinya tetapi harus dipersiapkan dengan berbagai upaya dan konferensi internasional antara TNI dan International Committee of Red Cross (ICRC) merupakan salah satu upaya untuk “mempersiapkan perdamaian” atau “praeparet pacem”.

Disampaikan juga, TNI dan ICRC perwakilan Indonesia-Timor Leste, merasa bangga dan terhormat karena para peserta dari 28 negara, telah mengirim perwakilan delegasinya untuk hadir serta mengikuti kegiatan konferensi internasional yang bertemakan “Preparing Modern Armed Forces for Peacekeeping Operations in the 21ˢͭ Century” .

“Dua hari kita mendengarkan paparan, saling bertukar pengalaman dan informasi satu dengan lainnya serta menyamakan visi dan persepsi tentang peacekeeping operation, protection of civilian and medical personel in armed conflict dan roles of women in peacekeeping operation serta berbagai permasalahan dan tantangan kedepan dalam pelaksanaan peacekeeping operation”, ujar Kasum TNI membacakan sambutan Panglima TNI.

Menurut Panglima TNI, situasi dan kondisi dunia yang aman, damai dan kondusif adalah cita-cita dan harapan setiap insan dan negara. Namun juga harus disadari sampai saat ini konflik bersenjata masih terjadi di berbagai negara.

“Kondisi ini sangat memprihatinkan dan kita semua dituntut untuk berpartisipasi secara aktif dalam setiap upaya untuk mewujudkan dan mempersiapkan perdamaian dunia karena kita adalah bagian dari masyarakat internasional yangmemiliki tanggung jawab yang sama terhadap keamanan, ketertiban dan perdamaian dunia”, ucapnya.

Pada kesempatan tersebut, Panglima TNI juga menyatakan ada beberapa hal yang diperoleh selama pelaksanaan kegiatan konferensi internasional TNI dan ICRC, antara lain, preparing modern armed forces for peacekeeping operations in the 21ˢͭ centuty atau mempersiapkan angkatan bersenjata modern untuk operasi pemeliharaan perdamaian PBB di abad ke-21 adalah suatu keniscayaan bagi suatu negara dan protection of civilian in armed conflict harus menjadi prioritas pada setiap operasi pemeliharaan perdamaian sebagaimana disebutkan dalam resolusi Dewan Kemanan PBB nomor 1674 tahun 2006.

Selanjutnya Panglima TNI juga menyampaikan, protection of medical personel and healthcare in armed conflict harus terus di promosikan dan disebarluaskan dalam pelaksanaan peacekeeping operation sebagaimana diamanatkan dalam resolusi Dewan Keamanan PBB nomor 2286 tahun 2016 tentang condemning attacks on healthcare in armed conflict dan roles of women in peacekeeping operation harus terus ditingkatkan dimasa depan, karena di beberapa wilayah konflik pelibatan wanita dalam misi pemeliharaan perdamaian PBB sangat efektif dalam memberikan pelayanan, perawatan, perlindungan dan pemulihan kesehatan maupun psikhis traumati akibat kekerasan sexual atau kekejaman perang selama konflik berlangsung.

Sementara itu di kesempatan yang sama, ICRC Head of the Regional Delegation (HORD) untuk Indonesia dan Timor Leste, Alexandre Faite mengungkapkan, pelaksanaan konferensi internasional antara TNI dan ICRC telah memunculkan ide-ide baru mengenai bagaimana menghadapi peacekeeping operation in the 21ˢͭ Century dengan membangun Angkatan Bersenjata yang modern. (red)