Fakultas Teknik Arsitektur Universitas Dwijendra menyelenggarakan seminar nasional arsitektur, budaya, dan lingkungan binaan, yang bertajuk, “Semarayana #1-2019, Sabtu (10/8/2019), di Aula Sadhu Gocara, kampus setempat.
Arsitektur adalah seni yang dilakukan oleh setiap individu untuk mengimajinasikan diri dan ilmu mereka dalam merancang bangunan. Dalam artian yang lebih luas, arsitektur mencakup merancang dan membangun keseluruhan lingkungan binaan, mulai dari level makro yaitu perencanaan kota, perancangan perkotaan, arsitektur lanskap, hingga ke level mikro yaitu desain bangunan, desain perabot dan desain produk. Arsitektur juga merujuk pada hasil-hasil proses perancangan tersebut, termasuk di dalamnya adalah matematika, sains, seni, teknologi, humaniora, politik, sejarah, filsafat, dan sebagainya.
“Demikian kompleksnya tantangan pada era revolusi industri 4.0 terhadap nilai-nilai seni dan budaya dalam proses pembentukan lingkungan binaan maka tujuan seminar ini adalah menemukenali pola-pola lingkungan binaan maupun pola seni dan budaya yang berperan aktif dalam proses pembentukan lingkungan binaan pada era revolusi industri 4.0 ini,” jelas Dekan Fakultas Teknik Undwi Frysa Wiriantari, S.T , M.T., disela seminar.
Seminar ini mengangkat tema, “Pembangunan Lingkungan Binaan, Seni dan Budaya Pada Era Revolusi Industri 4.0”. Berangkat dari tema itu, seminar ini juga mengangkat sub tema arsitektur dan perancangan kota, subak sebagai akar budaya lingkungan binaan, komunikasi visual seni dan desain, pendidikan karakter dalam seni dan budaya, serta aspek legalitas dalam lingkungan binaan.
Seminar ini menghadirkan Wagub Bali Tjok Oka Artha Ardana Sukawati (Cok Ace) sebagai keynote speaker. Lalu ada narasumber dari guru besar Universitas Kristen Duta Wacana Yogyakarta Prof. Ir. Titien Saraswati, M.Arch., Ph.D., dan arsitek kondang yang sudah Go-Internasional, I Ketut Siandana, S.T., IAI.
“Hasil seminar ini akan kita sosialisasikan lagi ke masyarakat kemudian akan kita buat bukunya berupa proceding jadi masyarakat tahu hasil seminar ini,” ujar Frysa.
Rektor Universitas Dwijendra Dr. Ir. I Gede Sedana, menyambut baik seminar nasional yang menghadirkan pakar-pakar arsitektur. Menurutnya seminar ini merupakan gagasan yang positif dari Fakultas Teknik Dwijendra khususnya bagi prodi arsitektur agar memberikan nuansa yang baru untuk membuat kajian perubahan-perubahan yang terjadi di masyarakat sebagai efek dari revolusi industri 4.0 terhadap nilai-nilai arsitektur yang ada.
Rektor Undwi I Gede Sedana mengatakan, perkembangan arsitektur akan semakin pesat dan diharapkan tidak terjadi perubahan yang mendasar terhadap arsitektur tradisional Bali. Karena gempuran dari arsitektur modern paling tidak, akan menjadi ancaman.
“Tapi bagi saya arsitektur modern ini akan menjadi tambahan bagi arsitektur tradisional untuk menyesuaikan dan membuat modifikasi dan kombinasi arsitektur tradisional dan modern tanpa meninggalkan nilai-nilai filosofis sosial budaya yang terkandung didalam arsitektur tradisional,” harap Rektor Sedana.
Sementara itu, Wagub Cok Ace berharap, dari seminar arsitektur ini, Universitas Dwijendra mampu menggali kembali nilai-nilai kearifan lokal khususnya arsitektur tradisional Bali.
“Contohnya arsitektur bangunan tahan gempa. Kita punya teknologi itu bagaimana tetua kita dulu menyusun atap alang-alang dengan ige-igenya merubah rangka ruang menjadi rangka bidang. Mudah-mudahan Universitas Dwijendra bisa menjawab itu kedepannya,” ucap Cok Ace. (red)