Categories Badung

Apresiasi Konsep Haluan Pembangunan Bali, Gus Adhi: Kesampingkan Gengsi dan Warna Demi Bali di Masa Depan

Badung (Penabali.com) – Sejak lama, Bali tidak memiliki haluan untuk menyelenggarakan pembangunan secara fundamental, komprehensif, dan berkelanjutan, berdimensi jangka panjang, minimum 100 tahun (satu abad).

Berangkat dari kondisi itulah, Gubernur Bali Wayan Koster merancang dan menyusun konsep Bali masa depan sebagai haluan pembangunan Bali dengan arah dan strategi yang jelas, terukur, dan berdimensi jangka panjang sampai 100 tahun ke depan demi kesucian dan keharmonisan alam, manusia, dan kebudayaan Bali.

“Di dalam membangun Bali dimana pulaunya kecil dikelilingi lautan, perlu dibangun dimensi-dimensi kehidupan masyarakat yang mampu membangun ekonomi kerakyatan agar tidak membebani keuangan daerah. Sehingga pembangunan berbasis ekonomi kerakyatan itu akan mewujudkan pembangunan berkelanjutan,” jelas Anggota DPR RI Komisi II dari Dapil Bali, Anak Agung Bagus Adhi Mahendra Putra, pada acara Seminar Nasional Haluan Pembangunan Bali Masa Depan 100 Tahun Bali Era Baru 2025-2125 yang diadakan di Hotel Trans Resort Bali, Jumat (5/5/2023).

Seminar yang dihadiri lebih dari 300 peserta dari berbagai disiplin ilmu dan komponen masyarakat, bupati/walikota se-Bali, Anggota DPR RI dari Dapil Bali, dan Fokopimda Provinsi Bali itu, dibuka Presiden ke-5 Republik Indonesia, Prof. Dr. (HC) Hj. Megawati Soekarnoputri, serta turut dihadiri Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional RI, Wakil Menteri Dalam Negeri RI, Kepala BRIN RI, dan Pejabat Eselon I Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional RI, Kementerian Dalam Negeri, dan Kementerian Keuangan.

Haluan Pembangunan Bali Masa Depan, 100 Tahun Bali Era Baru, terdiri atas 4 bagian yakni Bali Tempo Dulu, Bali Masa Kini, Permasalahan dan Tantangan, dan Bali Masa Depan. Adhi Mahendra menyampaikan, sangat mengapresiasi gagasan Gubernur Koster dalam menjaga, merawat dan membangun Bali. Menurutnya, Haluan Pembangunan Bali Masa Depan merupakan langkah cerdas dari Gubernur Koster.

Namun yang perlu diingat kata Adhi Mahendra, bahwa dalam konsep Bali dulu, kini, dan masa depan, perlu dilihat beberapa indikator seperti jumlah penduduknya, ketersediaan pangannya, lahan pemukiman, kebutuhan lapangan pekerjaan, dan lainnya.

“Ini parameternya harus lengkap, bagaimana dan seperti apa Bali ini akan dibawa, jangan sampai kebablasan,” pungkas Anggota Fraksi Golkar yang lebih populer dipanggil Gus Adhi ini.

Dalam merancang Haluan Pembangunan Bali kedepan, jelas Gus Adhi, perlu memperhatikan sektor-sektor vital yang selama ini menjadi daya dukung dan ketahanan Bali. Seperti sektor pertanian dengan membangun wisata agro, membangun menjaga hutan sebagai tujuan wisata religius ataupun wisata alam. Kemudian membangun pesisir Bali untuk pengembangan wisata bahari sehingga mengolah kelautan atau pesisir Bali dapat dijadikan obyek wisata modern, maju dan jauh dari kesan kumuh, bau, miskin dan sebagainya.

Selain itu, Gus Adhi juga menyumbang saran kepada Gubernur Koster dengan membangun pundi-pundi ekonomi dengan mengaktifkan kembali keberadaan Puri-Puri atau bekas kerajaan menjadi sebuah atraksi budaya dengan beragam aktivitas kesenian dan budayanya. Sehingga dengan demikian, akan terbangun ekonomi yang produktif tak hanya bagi keluarga Puri atau keluarga kerajaan tapi lebih penting dan utama mampu menggerakkan roda ekonomi masyarakat di sekitar Puri atau kerajaan itu.

“Banyak kegiatan adat yang bisa kita jadikan atraksi budaya dan sebagainya, itu perlu diatur detail sehingga Bali yang kokoh kuat menjaga adat, budaya, agamanya bisa kita wariskan kepada anak cucu kita,” ujar Gus Adhi.

Haluan Pembangunan Bali Masa Depan ini, hendaknya diimplementasikan menjadi visi pembangunan Kepala Daerah Provinsi Bali dan Kepala Daerah Kota/Kabupaten se-Bali, selanjutnya dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) atau sebutan lainnya, dengan memperhatikan kondisi, kebutuhan, dan potensi daerah masing-masing.

Sejalan dengan itu, semua pihak agar meniadakan hal-hal yang bersifat subjektif dan egoisme, tapi sepenuhnya berpikir, bertindak, serta berorientasi pada keutuhan, keunggulan, martabat, dan kemuliaan Bali di masa depan. Niat baik dan komitmen kuat untuk melaksanakan Haluan Pembangunan Bali Masa Depan, 100 Tahun Bali Era Baru merupakan wujud subhakti kehadapan Hyang Widhi Wasa, Ida Bhatara Sasuhunan, Ida Dalem Raja-Raja Bali, Guru-guru Suci, Leluhur, dan Lelangit Bali yang telah menganugerahkan warisan alam, manusia, dan kebudayaan Bali yang adiluhung.

Gus Adhi menegaskan, bahwa ini konsep pemikiran cerdas dalam menjaga Bali kedepan. Siapa pun pemimpin Bali harus berpikir sama dalam melaksanakan Haluan Pembangunan Bali Masa Depan, 100 Tahun Bali Era Baru.

“Nah kalau kita sudah duduk bersama jangan lihat warna, kesampingkan istilah gengsi tapi kita lihat kepentingan yang lebih besar demi Bali, itulah yang saya harapkan,” tutup Gus Adhi. (red)