Buleleng Tunggu Proses Nyamuk Aedes Aegypti Ber-Wolbachia, Efektif Cegah Penyebaran DB

Buleleng (Penabali.com) – Penanganan Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Buleleng menjadi perhatian serius Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Buleleng melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Buleleng. Hal tersebut dibuktikan melalui berbagai program yaitu sistem produksi serta pengelolaan nyamuk aedes aegypti ber-Wolbachia yang akan dicanangkan berjalan pada tahun ini estimasi pada bulan Oktober hingga November 2023.

Dikonfirmasi langsung atas seijin Kepala Dinas (Kadis) Kesehatan Kabupaten Buleleng, Kamis (4/5/2023), Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, I Gede Artamawan, menjelaskan jika proses nyamuk Aedes aegypti ber-Wolbachia masih dalam tahap pendalaman di laboratorium Denpasar, yang mana setelah program ini berjalan pembagiannya akan bertahap pada setiap desa di Kabupaten Buleleng.

Pihaknya menegaskan teknologi ini dirasa efektif. Pasalnya, Wolbachia itu sendiri dapat menghentikan replikasi virus dengue. Artinya, Bakteri Wolbachia dapat melumpuhkan virus dengue, sehingga apabila ada nyamuk aedes aegypti menghisap darah yang mengandung virus dengue akan resisten sehingga tidak akan menyebar ke dalam tubuh manusia. Selain efisien dan efektif, dirinya memastikan Wolbachia aman, gigitannya tidak akan berdampak terhadap kesehatan manusia.

“Diharapkan setelah nanti diterapakan teknologi ini, nantinya semua nyamuk khususnya pembawa penyakit DBD bisa mengandung Wolbachia sehingga tidak ada nyamuk yang membawa virus lagi,” tegasnya.

Kabid Artamawan menambahkan nantinya dengan inovasi Wolbachia tersebut tidak serta merta menghilangkan metode pencegahan dan pengendalian dengue yang telah ada. Masyarakat tetap diminta untuk melakukan gerakan 3M Plus seperti Menguras, Menutup, dan Mendaur ulang serta tetap menjaga kebersihan diri dan lingkungan. Karena terbukti dari manajemen tata kelola program 3M Plus yang baik dapat membuat angka kasus DBD di Kabupaten Buleleng turun 3 tahun terakhir.

Selain itu, pihaknya juga akan merencanakan untuk membuat pengawasan yang muaranya berada di keluarga sendiri dengan membentuk 1 Juru Pemantau Jentik (Jumantik) di 1 KK pada masing-masing desa, hal tersebut dirasa akan lebih mengefektifkan program 3M Plus tersebut.

“Walaupun nanti kita optimis dengan inovasi Wolbachia angka DBD turun, namun upaya teknis yang sudah ada di program tetap kita lakukan seperti 3M Plus,” tutupnya. (rls)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *