Denpasar (Penabali.com) – Hari raya Nyepi tahun 2022 akan jatuh pada Kamis, 3 Maret mendatang. Berbagai persiapan sudah mulai disiapkan oleh umat Hindu. Wajah-wajah kegembiraan mulai nampak bersiap menyambut Hari Suci Nyepi.
Perayaan Nyepi sebenarnya memiliki tujuan sebagai bentuk permohonan kepada Tuhan Yang Maha Esa untuk menyucikan Bhuana Alit (alam manusia) dan Bhuana Agung (alam semesta).
Sesuai dengan namanya “Nyepi” yang berasal dari kata sepi (sunyi, senyap), pada saat Hari Raya Nyepi masyarakat Hindu di Bali tidak akan beraktivitas dan menyepi di rumah masing-masing.
“Melalui Catur Bratha Penyepian, kita tingkatkan toleransi sebagai perekat keberagaman, Hari Raya Suci Nyepi memang merupakan salah satu perayaan yang ditunggu-tunggu oleh umat Hindu. Hari raya yang jatuh setahun sekali memang bisa dikatakan perayaan yang cukup unik karena aktivitas umat Hindu itu diberhentikan selama satu hari full,” kata Togar Situmorang, S.H., C.Med., M.H., MAP., CLA., seorang advokat sekaligus pemerhati kebijakan publik, Selasa (01/02/2022), di Denpasar.
Advokat nasional berdarah Batak yang sudah lama menetap di Pulau Dewata dan menjadi krama Bali itu, memang sangat senang dan merasa kangen akan Hari Raya Nyepi.
“Karena melalui Catur Brata Penyepian kita merasakan keheningan, sunyi, suasana ini yang sangat saya tunggu-tunggu. Dimana satu hari tersebut kita bisa sambil merenung menjernihkan pikiran kita dan aura taksu Bali benar-benar bisa saya rasakan, itu yang membuat saya sangat cinta akan Pulau Seribu Pura ini,” tuturnya.
Lebih lanjut Togar Situmorang mengungkapkan, Hari Raya Nyepi menjadi momentun spiritual, rohani dan jasmani, ketika semua penduduk bumi dihantui wabah Virus Corona.
Melalui Nyepi, umat Hindu kembali menata diri untuk meningkatkan kualitas kehidupan untuk berkiprah dengan baik kepada masyarakat, bangsa, dan negara. Dalam momen Nyepi inilah toleransi baik sebagai bangsa dan setanah air maupun sebagai umat beragama, harus ditunjukkan oleh segenap elemen bangsa.
Advokat yang kerap dijuluki sebagai Panglima Hukum ini, juga mengingatkan bahwa toleransi ini diharapkan mampu membangun optimisme dan semangat membangun bangsa.
“Kasih dan damai merupakan inti ajaran dari setiap agama, karena itu adalah kebutuhan kemanusiaan. Di berbagai kitab setiap agama bisa dipastikan ada penjabaran tentang rasa cinta dan kedamaian di dalamnya,” terang Togar Situmorang.
“Semoga perayaan hari raya Nyepi di tahun 2022 ini bisa berjalan dengan lancar, aman, nyaman dan hikmat. Dalam kesunyian kau dapati makna kehidupan, dalam kesepian akan kau rasakan kehadiran-NYA. Tuhan bersama orang-orang yang selalu ingat akan penciptanya. Luruhkan dendam, amarah, dan sifat buruk lainnya untuk menyambut kebahagiaan lahir dan batin. Selamat Hari Raya Nyepi 2022. Dan kami dari Law Firm Togar Situmorang mengucapkan Selamat Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1944, Rahajeng Rahina Nyepi,” ucap Togar Situmorang. (rls)