“Seminar Nasional Pasar Modal Sebagai Pilihan Investasi Kerjasama OJK, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Undiknas serta Komisi XI DPR RI”
Menabung adalah suatu kegiatan menyisihkan pendapatan dalam jumlah tertentu tergantung kemampuan finansial. Menabung bisa dilakukan di lembaga keuangan seperti bank, koperasi ataupun menabung saham. Kegiatan menabung juga bisa disebut sebuah aktifitas investasi untuk mendapat keuntungan di masa depan. Terkadang, investasi disebut juga penanaman modal.
Di era sekarang ini, investasi saham bisa dipakai alternatif yang bisa dilakukan untuk menjamin kelangsung perekonomian. Bahkan hanya dengan menyetor minimal Rp100 ribu, sudah bisa investasi seperti obligasi, reksadana maupun saham.
“Saya berharap generasi milenial memanfaatkan peluang ini karena berinvestasi di pasar modal seperti saham memberi imbal hasil yang menjanjikan dan juga aman. Waspada terhadap investasi bodong. Yang penting legal, jangan kejar yang instan,” pesan Anggota Komisi XI DPR RI I Gusti Agung Rai Wirajaya, SE., MM., saat menjadi narasumber pada seminar nasional “Pasar Modal sebagai Pilihan Investasi” di Auditorium GSD Universitas Pendidikan Nasional (Undiknas) Denpasar, Jumat (1/2).
Seminar ini sebagai bagian dari sosialisasi dan edukasi pasar modal terpadu 2019, hasil kerja sama antara Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dengan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Undiknas dan Komisi XI DPR RI. Seminar dibuka Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Ir. Hoesen, MM., dan dihadiri Director of Academics Undiknas, Luh Putu Mahyuni, SE., M.Si., Ak., PhD., CA. mewakili Rektor. Selain Rai Wirajaya, pembicara lainnya adalah Direktur Pengatur Pasar Modal OJK Lutfhi Zain Fuady dan Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Inarno Djayadi.
Berinvestasi, sepertinya telah menjadi gaya hidup masyarakat saat ini. Karena itu, aktivitas menyisihkan sedikit pendapatan untuk diinvestasikan dan mengharap memperoleh keuntungan di masa depan, harus ditanamkan sejak dini. Untuk itu, dihadapan lebih dari 250 mahasiswa Undiknas, Rai Wirajaya mengajak generasi milenial memanfaatkan kesempatan dan kemudahan berinvestasi baik di obligasi, saham dan instrumen keuangan lainnya di pasar modal Indonesia.
“Kalau dulu untuk investasi saham bisa Rp10 juta. Sekarang cukup dengan Rp100 ribu sudah bisa beli saham yang artinya juga ikut memiliki perusahaan yang sahamnya kita beli,” ujar Rai Wirajaya yang juga alumni Undiknas ini. Menurutnya, dengan berivestasi pada saham perusahaan Indonesia, generasi milenial dan masyarakat telah ikut membangun perekonomian bangsa. Apalagi membeli obligasi yang dikeluarkan pemerintah, selain aman juga bisa membantu negara mengurangi ketergantungan pada pinjaman luar negeri.
Setiap aktivitas selalu ada resikonya. Begitu juga dengan investasi. Selain dapat menambah penghasilan seseorang, investasi juga membawa risiko keuangan jika gagal. Karena itu, Rai Wirajaya mewanti-wanti mahasiswa dan juga kepada masyarakat luas, agar berhati-hati sebelum berinvestasi. Ada baiknya, lakukan cek ricek dulu ke lembaga terkait seperti OJK guna mengetahui dan mengenal lembaga investasi yang aman, punya legalitas, sehingga dapat terhindar dan tidak menjadi korban investasi ilegal alias bodong.
“Jangan mengejar yang instan. Cek dulu di OJK sebelum investasi agar aman dan tak jadi korban investasi bodong,” kata Rai Wirajaya yang pada Pileg 2019 kembali maju sebagai caleg incumbent DPR RI dari PDI Perjuangan nomor urut 4 dapil Bali.
Politisi PDI Perjuangan asal Desa Peguyangan ini kembali mengingatkan para mahasiswa dan masyarakat luas agar lebih waspada dan berhati-hati dalam memilih produk-produk investasi. “Pastikan dulu legalitasnya, jangan sampai sudah kena tipu baru bingung harus bagaimana”, tandasnya sembari berharap masyarakat tak ada lagi menjadi korban dari investasi-investasi bodong.
Sementara itu Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Ir. Hoesen, MM., mengatakan seminar ini nerupakan bagian dari rangkaian progam sosialisasi dan edukasi terpadu pasar modal 2019 yang hadir di 7 Kota di Indonesia dan Denpasar adalah kota pertama yang didatangi.
“Tingkat inklusi pasar modal masih rendah. Jadi pekerjaan rumah OJK untuk memberi edukasi keuangan agar masyarakat melek keuangaan dan melakukan kegiatan keuangan lebih bijak seperti berinvestasi di pasar modal,” katanya.
“Investasi di pasar modal memberi imbal hasil lebih baik. Ini kesempatan masyarakat dan investor kembangkan dana. Dari pihak perusahaan, bisa mendapatkan dana dengan cepat dan mudah untuk modal usaha,” imbuhnya lagi.
Sementara itu, Director of Academics Undiknas, Luh Putu Mahyuni, SE., M.Si., Ak., PhD., CA., mengharapkan akses investasi keuangan terbuka bagi semua kalangan termasuk mahasiswa. Undiknas bahkan telah menjadi kampus pertama di Bali yang membuka Galeri Investasi Bursa Efek Indonesia sebagai wadah edukasi dan pendampingan serta fasilitas terhadap mahasiswa yang ingin berinvestasi saham maupun instrumen keuangan lainnya.
“Ada salah satu mahasiswa kami bisa membayar SPP kuliah sendiri dengan investasi saham dan membantu meningkatkan ekonomi keluarga,” ungkap doktor lulusan Australia ini. (red)