Denpasar (Penabali.com) – Rapat Kerja Daerah (Rakerda) Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Bali tahun 2021, yang berlangsung di Gedung PWI Bali, Senin (26/07/2021), juga dimanfaatkan oleh pengurus SMSI Bali untuk menyalurkan bantuan sembako kepada media-media online anggota SMSI Bali dan para pedagang yang berjualan di seputaran Sekretariat SMSI Bali yakni di Gedung PWI Bali.
Sembako tersebut berupa beras Bali kualitas super, yakni beras ‘Sekar Kutus’ yang disumbangkan oleh mitra SMSI Bali yakni PT Jimbaran Hijau. Pembagian beras bantuan pandemi tersebut dibagikan disela-sela Rakerda SMSI Bali yang dihadiri 38 media online dari 45 media online anggota SMSI Bali.
CEO PT. Jimbaran Hijau, Putu Agung Prianta, memang tidak sempat datang langsung untuk ikut membagikan beras tersebut. Namun melalui pesan WhatsApp, putra almarhum Frans Bambang Siswanto itu mengajak media-media online khususnya anggota SMSI Bali untuk tetap semangat dan selalu melakukan aktiftas positif selama masa pandemi dengan tetap menjaga kualitas kesehatan serta mematuhi protokol kesehatan sebagaimana yang dianjurkan pemerintah.
Dikatakan Agung, beras Bali adalah representasi untuk menggerakkan ekonomi lokal semeton Bali.
“Teman-teman media juga saya ajak untuk tidak mengesampingkan berita positif tentang pandemi Covid-19 di Bali, untuk memberi inspirasi dan semangat baru dalam era baru,” kata Agung.
“Contoh arak Bali dikampanyekan oleh pak Gubernur untuk mempromosi UMKM dan menggerakkan ekonomi Bali, walaupun masih diperlukan payung hukum yang lebih jelas untuk UMKM sebagai produser dan reseller. Sekarang kan masih belum. How to get there for target,” ujar Agung yang tak lain adalah Ketua Green Building Council Bali.

Ia meminta media-media baik yang tergabung dalam wadah SMSI Bali maupun yang non SMSI untuk senantiasa mempromosikan ide-ide baru untuk mengurangi ketergantungan Bali pada sektor pariwisata.
“Tetaplah semangat kawan-kawan semua, mari selalu berpikir positif semeton media,” pungkasnya.
Ketua SMSI Bali Emanuel Dewata Oja (Edo) mengatakan pandemi Covid-19 tak hanya mengganggu kesehatan masyarakat hampir di seluruh dunia, tetapi juga melumpuhkan sektor ekonomi.
Apalagi Bali yang menggantungkan perekonomiannya pada sektor pariwisata, sangat merasakan dampak pandemi. Sehingga mengakibatkan ekonomi Bali mengalami kontraksi sangat dalam.
“Bantuan ini memang tidak bisa memenuhi semua kebutuhan pangan tapi paling tidak bisa sedikit meringankan beban masyarakat yang terdampak pandemi Covid-19,” harap Edo. (rls)