Penabali.com – Melalui Surat Edaran Nomor 003/SE/MDA-Prov.Bali/II/2021 yang ditandatangani Bandesa Agung Ida Pangelingsir Agung Putra Sukahet, seluruh desa adat secara serentak melaksanakan prosesi nunas ica di masing-masing Pura Kahyangan Tiga yang ada di wilayah desa adat dengan menghaturkan “daksina pejati” dalam proses yang sederhana sesuai drestha desa adat setempat, pada Rabu (17/2/2021).
Prosesi yang merupakan kelanjutan pelaksanaan tugas Satuan Tugas Gotong Royong Penanganan Covid-19 Berbasis Desa Adat yang dibentuk keputusan bersama Gubernur Bali dan Bandesa Agung Majelis Desa Adat Provinsi Bali tersebut, merupakan tugas yang berkaitan dengan kegiatan niskala dalam upaya bersama-sama memohon kepada Ida Sang Hyang Widhi Saya agar pandemi Covid-19 segera berakhir.
Menurut Bandesa Agung Ida Pangelingsir Agung Putra Sukahet, pelaksanaan proses ngaturang daksina pejati yang dilaksanakan serentak di 1.493 desa adat di Bali menjadi salah satu titik kulminasi atas harapan dan doa dari seluruh krama adat Bali agar pandemi Covid-19 dapat segera berakhir dan alam sakala kembali seperti semula.
“Luar biasa vibrasi yang muncul, dengan pelaksanaan prosesi serentak yang meskipun sederhana namun sangat bermakna sesuai drestha desa adat yang berlaku di masing-masing desa adat di Bali,” ujar Bendesa Agung.
Sebagai umat beragama terlebih di Bali yang dikenal dengan Pulau Dewata, maka menyerahkan diri dan tidak henti-henti untuk tetap berdoa dan memohon kepada Ida Betara-Betari sebagai manifestasi Ida Sang Hyang Widhi Wasa menjadi keharusan bagi krama adat melalui desa adat di Bali.
“Saat ini semua krama mengalami kesedihan, terdampak secara langsung dan tidak langsung atas pandemi ini, demikian juga kami, sehingga tidak ada cara lain secara spiritual selain memohon kepada Ida Hyang Widhi dan Betara Sesuhunan agar alam kembali memulihkan diri dan manusia bisa kembali hidup normal seperti sediakala,” harapnya.
Disinggung mengenai berbagai keluhan dari krama adat yang terdampak langsung dan tidak langsung, Bandesa Agung menyampaikan dalam situasi seperti ini, semua harus menggunakan energi dengan efektif dan efisien. Membaca, mengambil setiap peluang dan bekerja serta memohon lebih keras dan lebih kuat lagi untuk bisa bertahan dalam situasi sulit.
“Majelis Desa Adat dalam waktu dekat akan mendorong pertumbuhan sentra utsaha berbasis desa adat lebih cepat dari rencana sebelumnya untuk bisa menekan outflow uang dari krama dan meningkatkan perputaran uang dan barang di internal desa adat sendiri,” sebut Ida Pangelingsir Agung Putra Sukahet.
Menurutnya, kondisi Bali yang terdampak secara ekonomi jauh lebih keras dari dampak pandemi di daerah lain. Maka, harus benar-benar secara hati-hati disikapi dan dikelola sehingga krama adat bisa tetap guyub dan bersatu dalam tujuan yang sama.
“Semoga melalu prosesi nunas ica ini, kita semua mendapatkan sinar suci dan kekuatan Ida Hyang Widhi sehingga kita bisa melewati pandemi ini,” tutupnya. (red)