Penabali.com – Petani adalah sebutan bagi mereka yang melakukan aktivitas atau usaha tani. Aktivitas petani selama ini diketahui hanya mencangkul, bercocok tanam, atau kegiatan yang dilakukan dalam budidaya.
Namun bagi Anggota Komisi IV DPR RI dari Daerah Pemilihan (Dapil) Bali, Anak Agung Bagus Adhi Mahendra Putra (Amatra), petani sudah saatnya merubah pola atau cara usahanya.
Ditemui disela kegiatan Bimbingan Teknis Peningkatan Kapasitas Petani dan Penyuluh Angkatan VI di Provinsi Bali Wilayah Koordinasi Balai Besar Pelatihan Pertanian Ketindan di Kuta, Badung, Rabu (10/03/2021), Agung Adhi Mahendra Putra mengatakan sudah mulai saatnya membangun jasa pertanian melalui cara mekanisasi pertanian dengan menjalankan jasa alsintan atau alat mesin pertanian.
Ia lanjut menjelaskan, di kegiatan bimtek ini petani tidak hanya diajarkan bagaimana cara mengolah pertanian-pertanian unggulan untuk menghasilkan komoditi pertanian yang punya nilai ekonomi dan ekspor. Namun petani juga diajarkan menjadi petani yang mampu mengolah kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati ini menjadi ekonomi pertanian.
Salah satu alsintan yang kerap dipakai petani adalah traktor. Selama ini ungkap Adhi Mahendra Putra, petani hanya menjadi operator atau sopir dari traktor. Di bintek ini, petani justru diajarkan bagaimana menjalani sebuah usaha pelayanan jasa sewa traktor.
Ia kemudian mengilustrasikan. Jika dengan satu traktor biasa dipakai mengolah lahan dengan luas 25 are per hari dengan ongkos sewa 20 ribu, maka usaha jasa yang dilakukan petani mendapat keuntungan 500 ribu.
“Traktor ini khan harus bergerak terus dari satu petani ke petani yang lain dengan luas lahan sekian, kalau itu (traktor, red) rutin bergerak setiap hari, pelayanan jasa jadi hidup, apa tidak mungkin petani akan dapat keuntungan maksimal? Jadi petani itu kerajaannya tidak hanya mencangkul tapi ia bisa jadi petani plus, apa plusnya jadi petani sekaligus pengusaha jasa dari sewa traktor ini,” beber anggota Fraksi Partai Golkar yang akrab disapa Gus Adhi ini.
Gus Adhi mengungkapkan, sektor pariwisata yang menjadi andalan ekonomi Bali, kondisinya saat ini sedang “mati suri” akibat dihantam pandemi Covid-19. Namun ditengah situasi yang sulit ini justru bisa menjadi peluang terbuka lebar untuk merangkai kekuatan ekonomi, dan hal itu ada pada sektor pertanian.
Meskipun pertanian dihadapkan beragam tantangan salah satunya alih fungsi lahan, namun menurut Gus Adhi, dengan membentuk klasterisasi pertanian maka petani akan lebih serius mengolah lahannya.
“Harus ada perubahan pola tanam dan masa tanam, petani mengatur itu kapan harus menanam kapan tidak, harus dihitung cermat sesuai musimnya dan juga musim ekonomi. Jangan sampai nanti saat kunjungan tamu sepi malah panen harga jadi murah. Makanya setelah bimtek ini selesai, saya berharap di Badung akan muncul kegiatan-kegiatan pertanian unggulan,” tutur Gus Adhi yang juga Ketua Depidar XXI SOKSI Provinsi Bali.
Bimbingan Teknis Peningkatan Kapasitas Petani dan Penyuluh Angkatan VI di Provinsi Bali kali ini diikuti 60 orang peserta, terdiri dari 50 orang petani dan 10 orang penyuluh pertanian yang ada di Kabupaten Badung.
Bimtek yang dibuka Gus Adhi, juga dihadiri Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Badung I Wayan Wijana, Kepala BPTP Bali drh. I Made Rai Yasa, Kepala BBPP Ketindan Ir. Sumardi Noor, dan dari PT Sariuntung Multi Usaha I Bagus Nyoman Widya Atmaja. (red)