Forkopimda Jatim Dampingi Panglima TNI Pantau Dampak APG Gunung Semeru dari Udara

Jawa Timur (Penabali.com) – Panglima TNI, Jenderal Andika Perkasa, didampingi Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Pusat, Letjen Jenderal TNI Suharyanto, Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, Kapolda Jawa Timur, Irjen Pol. Nico Afinta dan Kepala Badan Intelejen Daerah (Kabinda) Jatim, Minggu (5/12/2021) siang, melakukan pengecekan lokasi terdampak bencana alam Awan Panas Guguran (APG) Gunung Semeru, melalui udara.

Selain itu hadir juga Pejabat Utama (PJU) Kodam V/Brawijaya, Polda Jatim, Danrem 083/ Baladika Jaya dan Forkopimda Kabupaten Lumajang.

Setelah meninjau lokasi bencana alam APG, dilanjutkan rapat koordinasi penanganan bencana.

Bupati Lumajang, Thoriqul Haq, menjelaskan Tim Evakuasi Penanganan Tanggap Bencana sudah melakukan upaya-upaya guna menyelamatkan masyarakat yang terdampak. Namun terdapat kendala komunikasi yang sulit sehingga evakuasi tertunda. Sekitar 3.500 personel Minggu (5/12/2021) pagi, kegiatan kembali dilanjutkan.

“Korban meninggal terus bertambah dan saat ini masih dalam proses identifikasi korban. Selain itu tenaga spesifik sangat diperlukan, karena kontur daerah yang bervariasi,” kata Thoriqul Haq.

Sementara itu Kepala BNPB menyatakan, Tim Penanganan Tanggap Bencana akan membentuk posko secara terpadu sebagai induk informasi terkait penanganan bencana alam, sehingga kondisi di Lumajang dapat tergambar.

“Logistik yang disiapkan adalah logistik yang siap pakai, agar Panglima TNI mengirimkan bantuan pasukan serta personel instansi terkait dalam mendukung pencarian korban serta prioritas utama adalah evakuasi korban masyarakat,” sebutnya.

“BNPB siapkan dana untuk penanganan erupsi, merumuskan kebutuhan kebutuhan lanjutan serta perlu dilakukan peninjauan kembali untuk fasilitas kesehatan, tenaga kesehatan dan obat-obatan,” tambahnya.

BNPB siap melaksanakan tugas yang diberikan Panglima TNI dalam rangka penanganan bencana alam di wilayah Lumajang. Tanggap darurat akan dilaksanakan selama 14 hari, dukungan sarana prasara dari semua pihak guna memperlancar penanganan evakuasi.

“Pengungsi yang rumahnya hancur diberikan dana tunggu selama 6 bulan sambil menunggu rumah yang dibangunkan oleh pemerintah,” tandasnya.

Kapolda Jawa Timur, Irjen Pol. Nico Afinta, menjelaskan personel Polri siap mendukung BNPB dengan menurunkan personel pendukung guna membantu mengevakuasi korban bencana alam.

“Posko pengungsian harus ditambah untuk menampung korban terdampak. Pengamanan terkait jalur yang aman untuk digunakan, lalu lintas dan Polsek telah membuat spanduk peringatan dimana lokasi yang aman dan tidak,” jelas Kapolda.

Gubernur Khofifah Indar Parawansa juga menyebutkan, penanganan kedaruratan search and rescue selalu berkoordinasi dengan kabupaten/kota Malang. Tim kesehatan untuk selalu mobile tidak hanya stasioner guna bantuan pertolongan pertama.

“Kegiatan evakuasi serta rehabilitasi harus dilaksanakan secara bersama-sama agar masyarakat memperoleh rasa tenang dan aman. Koordinasi dan komunikasi agar terus dilakukan baik tingkat kabupaten/kota dan provinsi,” ucap Khofifah.

Panglima TNI, Jenderal Andika Perkasa, menyebutkan komando dan pengendalian diserahkan penuh kepada BNPB. Apabila membutuhkan helikopter untuk bantuan evakuasi akan disiagakan di Malang.

“Komandan Korem sebagai komando saat di lapangan dan Kepala BNPB sebagai Kasatgas Penanganan Tanggap Bencana. Alat komunikasi menjadi alat yang penting dalam operasiĀ  kemanusiaan,” jelas Jenderal Andika Perkasa. (rls)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *