Categories Politik Sosial Budaya

“Gerakan Nasional Partai Demokrat Peduli dan Berbagi” jadi Aksi Nyata Implementasi Nilai Luhur Pancasila

Karakter Bangsa Indonesia yang kuat dan tahan banting merupakan salah satu kunci persistensi itu terletak pada tradisi gotong royong dan semangat persaudaraan ditengah situasi krisis wabah covid-19.

Semangat gotong royong inilah yang menginspirasi Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) untuk mengajak seluruh kader Partai Demokrat menggalang solidaritas sosial berskala besar melalui “Gerakan Nasional Partai Demokrat Peduli & Berbagi”.

“Mari kita bergerak, sekecil apapun kontribusi kita pada kondisi krisis saat ini akan tetap bermakna besar,” ujar Ketua DPD Partai Demokrat Provinsi Bali, Made Mudarta, saat ditemui di Denpasar, Sabtu (02/05/2020).

Mudarta mengatakan, “Gerakan Nasional Partai Demokrat Peduli & Berbagi” adalah aksi nyata dari implementasi nilai-nilai luhur Pancasila yaitu mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia, mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepo seliro, mengembangkan perbuatan luhur yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan, serta suka memberi pertolongan kepada orang lain.

Mudarta mengatakan, semangat gotong royong yang digelorakan Partai Demokrat sejatinya sejalan dengan kerja keras pemerintah dan semua pihak melawan covid-19. Itu sebabnya, kata Mudarta, ditengah situasi sulit akibat wabah covid-19, semangat adaptasi rakyat Indonesia terus tergugah, semangat persatuan dan kesatuan kian tersentuh untuk mendukung pemerintah melakukan upaya-upaya percepatan penanganan pandemi covid-19.

“Butir-butir dalam Pancasila sangat merefleksikan karakter tradisi dan budaya masyarakat Indonesia. Dengan pengamalan nilai-nilai luhur Pancasila, Indonesia akan dengan sangat mudah melewati masa krisis pandemi covid-19,” kata pria yang juga seorang pengusaha ini.

Sikap gotong royong rakyat Indonesia melawan covid-19 juga mengalir dalam nadi krama Bali yang memiliki tradisi atau budaya “menyama braya”, sejalan dengan nilai-nilai luhur Pancasila.

“Sagilik saguluk salunglung sabayantaka, paras paros sarpanaya, saling asah, asih, asuh. Artinya kita harus bersatu padu, saling menghargai pendapat orang lain, dan saling mengingatkan, saling menyayangi, saling tolong menolong, pekedek pekenyem menghadapi situasi sulit sekarang ini,” tutur Mudarta.

Ia mengungkapkan, tradisi menyama braya inilah yang harus dikedepankan terlebih di saat wabah covid-19 sedang melanda dunia termasuk di Indonesia khususnya Bali. Penyebaran covid-19 yang makin meluas tak hanya mengakibatkan jatuhnya korban jiwa. Namun lebih dari itu, dampaknya telah mengganggu psikologis masyarakat dan melumpuhkan roda ekonomi.

Instruksi Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) kepada seluruh kader untuk lebih berfokus menggalang solidaritas sosial berskala besar melalui “Gerakan Nasional Partai Demokrat Peduli & Berbagi”, telah dijalankan seluruh kader dan simpatisan Partai Demokrat. Karena Partai Demokrat berkomitmen, apa yang menjadi harapan rakyat, itulah perjuangan Demokrat.

“Dunia sedang dalam situasi kritis, semuanya gelap. Saat Ketum Demokrat AHY membangkitkan semangat gotong royong kepada seluruh kadernya, Demokrat hadir menyalakan lampu untuk menerangi semua orang. Karena tak hanya orang-orang di sekeliling kita yang memperoleh sinar lampu itu tapi kita juga ikut merasakan, ikut bersinar. Artinya kalau ingin membantu orang lain bantulah tulus iklas tanpa pamrih maka alam semesta akan membalasnya,” ulas politisi asal Jembrana ini. (red)