Categories Buleleng Pendidikan

Gubernur Koster Dukung FK Undiksha Difungsikan Sebagai Pelayanan Kepariwisataan

Bali sebagai destinasi pariwisata internasional, dikunjungi jutaan wisatawan setiap tahunnya. Karena itu, diperlukan pelayanan yang bermutu, berstandar internasional, sigap dan tanggap terhadap segala kemungkinan yang terjadi selama para turis menikmati liburannya di Bali.

Terkait dengan hal itu, semua pihak termasuk perguruan tinggi sebagai lembaga pendidikan harus mampu menjadi garda terdepan dalam menyediakan program keilmuan yang linier dengan kepariwisataan. Gubernur Bali Wayan Koster mengatakan, Fakultas Kedokteran (FK) Undiksha diharapkan di masa datang bisa difungsikan sebagai pelayanan kepariwisataan Bali.

“Selain sebagai program studi yang berkaitan dengan pengembangan ilmu kedokteran, juga difungsikan sebagai pelayanan kepariwisataan,” ujar Gubernur Koster, disela acara sosialisasi visi misi “Nangun Sat Kerthi Loka Bali” di Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha), Kamis (28/3).

Untuk menuju ke arah itu, Gubernur Koster menyatakan akan membuat peraturan daerah (perda) mengenai standar pelayanan kesehatan termasuk pelayanan kesehatan bagi para wisatawan.

“Yang melakukan diving rawan tenggelam, yang naik gunung bisa kecelakaan atau terjatuh, itu perlu penanganan khusus. Dan itu program studi yang akan diberikan untuk pelayanan kepariwisataan. Ini memang berbeda dari fakultas kedokteran lainnya, ada sekitar 30 persen materi berkaitan dengan pariwisata, itu keunggulannya,” terang Ketua DPD PDI Perjuangan Provinsi Bali itu.

Karena itu, Gubernur Koster mengajak semeton krama Bali untuk ikut mewujudkan cita-cita bersama menuju Bali Era Baru tersebut sebagai generasi penerus yang bertanggung jawab terhadap eksistensi dan keberlanjutan Bali.

Ditempat sama, Rektor Undiksha dalam sambutannya yang dibacakan Wakil Rektor 1 Ida Bagus Putu Arnyana menyatakan, visi misi pembangunan “Nangun Sat Kerthi Loka Bali” sejalan dengan visi Undiksha yaitu “Menjadi Universitas Unggul Berlandaskan Falsafah Tri Hita Karana di Asia tahun 2045”. Menurutnya, falsafah Tri Hita Karana yang dimaksud adalah menjaga keharmonisan hubungan antara manusia dengan Tuhan, manusia dengan manusia, dan manusia dengan alam. Falsafah Tri Hita Karana ini menjadi landasan bagi seluruh sivitas akademika dalam melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi, baik pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.

“Untuk menjadi unggul, Undiksha harus mampu bersaing dengan universitas-universitas lainnya baik di tingkat nasional, regional, maupun internasional. Undiksha harus mampu melahirkan lulusan-lulusan yang kompeten, berkarakter, dan berdaya saing,” ujarnya. (red)