Gubernur Bali Wayan Koster mengungkapkan, salah satu kebijakan yang tengah disusunnya saat ini adalah memprioritaskan sektor pangan.
“Visi saya adalah pengelolaan dari hulu ke hilir, dan kami sangat butuh pengetahuan para ahli pangan untuk mewujudkan itu,” kata Gubernur Koster saat acara gala dinner dan malam kesenian 16th Asian Food Conference 2019, di Rumah Jabatan Gubernur Bali, Jayasabha, Denpasar, Kamis (17/10) malam.
Gubernur Koster menyebutkan, selama ini kebijakan pemerintah banyak bertumpu di hulu. “Tapi setelah ada hasil, malah tidak diurus dengan baik. Musim jeruk, manggis, anggur, harganya jatuh saat panen. Petani kurang sejahtera. Ini harus diurus lengkap secara menyeluruh,” ujar pria kelahiran Desa Sembiran, Kabupaten Buleleng ini.
Dikatakan, kebijakan yang tertuang dalam Pergub 99 tahun 2018 tentang Pemanfaatan dan Pengelolaan Hasil Pertanian, perlu dukungan para ahli. “Kami perlu banyak bergaul dengan ahli pangan untuk mengembangkan industri pengolahan pangan serta membuat sentra-sentra pengolahan pangan,” kata alumni ITB ini.
Gubernur Koster menguraikan, kontribusi sektor pertanian dan pangan baru menyumbang 14,5 persen dari total pendapatan Bali, dimana sektor pariwisata telah menyentuh angka 69 persen.
“Kami ingin mengubah ini agar tidak timpang. Nilai tukar hasil komoditi petani masih kecil. Perlu hilirisasi pertanian untuk pengembangan sektor pangan di Bali,” ujarnya, menandaskan.
Untuk itu, Gubernur Koster mengaku akan mengundang para ahli untuk berdiskusi dan mencari solusi. “Perlahan, kami akan menggeser ketergantungan pada pariwisata ke sektor primer seperti pertanian. Berkaitan dengan itu, dari total 4,2 juta penduduk Bali, 60 persen diantaranya diharapkan mampu berprofesi sebagai petani, sehingga punya pondasi ekonomi untuk jangka panjang,” ucap Koster yang juga Ketua DPD PDI Perjuangan Provinsi Bali.
Sementara itu, Presiden The Federation of the Institute of Food Science and Technology in ASEAN (FIFSTA) Prof. Umar Santoso yang juga mewakili Perhimpunan Ahli Pangan Indonesia mengatakan, pihaknya mengapresiasi tinggi gala dinner yang diselenggarakan Gubernur Bali.
“Kami berharap bisa mendapatkan banyak manfaat dari penyelenggaraan konferensi di Bali,” ujarnya.
Kegiatan dengan banyak agenda mulai dari workshop hingga kompetisi antar mahasiswa selama 3 hari di Bali ini, kata Prof Santoso, dilakukan berkolaborasi dengan Fakultas Tekonologi Pertanian Universitas Udayana M.
Pada kesempatan itu, Prof. Umar menyatakan siap membantu dan mendukung program Gubernur Koster untuk memperkuat sektor pertanian dan pangan, mulai dari pascapanen, gizi, bidang pengolahan hingga distribusi pangan.
“Kebetulan anggota kami kebanyakan dari bidang teknologi pertanian dan pangan. Anggota kami siap mendukung, dan izinkan kami membantu sebisa kami,” ujar Prof Santoso dengan nada merendah.
Dalam kesempatan tersebut, selain pertunjukkan tari dari para seniman muda SMKN 5 Denpasar, tidak ketinggalan Ny. Putri Suastini Koster turut menampilkan puisi yang berjudul ‘Sumpah Kumbakarna’.
Seperti biasanya, pendamping orang nomor satu di Bali tersebut mampu memukau audiens lewat penghayatan dan pendalaman puisi yang diangkat dari kisah Ramayana tersebut. (red)