Menjamurnya toko modern di Bali bak jamur di musim hujan, menjadi perhatian serius Gubernur Bali Wayan Koster. Ke depan, Gubernur Koster akan menyiapkan sebuah aturan untuk membentuk suatu badan usaha dengan konsep toko modern di tiap desa pekraman.
“Nanti yang mengelola adalah desa adat, hasilnya juga untuk desa adat, jadi jangan hanya toko modern dari luar saja yang menjamur di Bali. Akan saya rancang aturannya,” tegasnya dalam acara simakrama dan Dharma Shanti Penyepian Kabupaten Tabanan, yang berlangsung di Gedung Ketut Mario, Tabanan, Minggu (24/3) siang.
Dihadapan para peserta dharma shanti Nyepi dan juga bendesa adat se-Kabupaten Tabanan, Ketua DPD PDI Perjuangan Provinsi Bali ini, membeberkan pembangunan Bali dibawah kepemimpinannya bersama Wakil Gubernur Cok Ace berlandaskan kearifan lokal dan nilai-nilai luhur yang ada di Bali.
“Visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali saya gali kembali dari konsep-konsep warisan leluhur asli Bali yang dimana konsep tersebut menuju keharmonisan Bali sekala dan niskala,” jelas Gubernur dari Desa Sembiran, Buleleng ini.
Gubernur Koster kembali menekankan pentingnya sisi niskala sebagai kearifan lokal pulau Bali.
“Faktor niskala itulah yang membedakan Bali dari daerah lain, membuat Bali jadi unik dan spesial di mata orang luar, visi saya juga mencakup menjaga faktor niskala,” ujar mantan anggota DPR RI tiga periode ini.
Pengaplikasian visi tersebut disebut Gubernut Koster, juga tergambarkan dalam pergub dan perda yang telah dilahirkan untuk menjaga dan melestarikan alam Bali termasuk isinya. Contohnya, pergub pertanian lokal, busana adat Bali, bahasa Bali hingga perda untuk penguatan desa adat. Gubernur Koster menghimbau seluruh krama Bali untuk turut melestariksn budaya dan adat Bali minimal dengan menggunakan bahasa Bali di lingkungan keluarga.
“Bahasa adalah ciri kita sebagai orang Bali. Jangan malah gaya-gayaan panggil mami papi di rumah, kalau bukan kita yang melestarikan, siapa lagi,” ucap mantan dosen di beberapa pergutuan tinggi itu. (red)