Buleleng (Penabali.com) – Sebagai salah satu media informasi, radio, diharapkan mampu menyampaikan informasi yang valid dan akurat. Termasuk menjadi media pemersatu bangsa. Hal itu disampaikan Sekretaris Daerah (Sekda) Buleleng Gede Suyasa saat ditemui usai mewakili Penjabat Bupati Buleleng Ketut Lihadnyana menghadiri HUT ke-13 Radio Nuansa Giri, di Desa Wanagiri, Kecamatan Sukasada, Jumat (20/1/2023).
Sekda Suyasa menjelaskan media elektronik khususnya radio menghadapi tantangan yang sangat berat. Ini dikarenakan perkembangan teknologi dan digitalisasi. Agar tetap eksis, radio harus kreatif dan inovatif.
“Tidak boleh ada satu ketertinggalan pun. Termasuk dalam hal informasi,” jelasnya.
Radio juga harus berhati-hati dalam menyampaikan sebuah informasi. Validitas data dari sebuah informasi yang disampaikan harus benar-benar kuat. Kejernihan informasi juga menjadi hal yang sangat penting. Sehingga, jika ada informasi yang datanya tidak valid dan kuat, pembanding-pembanding dari informasi tersebut tersedia sangat banyak. Radio akan ditinggal oleh masyarakat karena ada informasi-informasi yang sangat banyak. Utamanya di era digitalisasi ini.
“Dengan keadaan seperti itu, radio harus memiliki informasi yang kekinian, valid, dan memberi pencerahan. Radio yang juga sebagai media edukasi harus bisa memberikan pengetahuan kepada masyarakat. Bukan memberikan informasi yang menyesatkan,” ujar Suyasa.
Senada dengan Suyasa, Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Bali, Ny. Putri Suastini Koster, yang turut hadir menyebutkan di era digitalisasi dimana informasi yang beredar sangat banyak, radio harus mampu memberikan pencerahan. Radio juga harus bisa memberikan kepastian ketika masyarakat mengalami kebingungan. Sehingga, masyarakat mendapat kebenaran bukan pembenaran.
“Ada arah dan tempat bagi masyarakat untuk mendapatkan kepastian ataupun pencerahan,” sebutnya.
Istri orang nomor satu di pemprov Bali ini menambahkan, selain sebagai bisnis, radio harus memiliki idealisme. Ada nasionalisme didalamnya yaitu dedikasi dan loyalitas terhadap bangsa dan negara. Menjadi perekat antara masyarakat dengan pemerintah. Menjembatani sesama warga negara dan juga pemerintah agar semuanya menjadi rukun dan guyub.
“Dengan guyub dan rasa persatuan yang dipancarkan oleh radio, kita bersama-sama bisa membangun bangsa kita,” imbuh Ny. Putri Koster. (rls)