“Kariasa: Bentuk Korwil, Rangkul Semua Pelaku Usaha Pariwisata”
Ketua PHRI Kabupaten Karangasem Wayan Kariasa mengatakan akan membentuk Kordinator Wilayah (Korwil) di tiap zona atau daerah yang pariwisatanya sedang tumbuh misalnya Korwil zona Amed, Korwil tulamben, Korwil Candidasa dan lainnya. Kariasa menjelaskan, Korwil ini nantinya bertugas mengajak dan merangkul teman-teman pengusaha pelaku pariwisata untuk lebih memahami pentingnya PHRI didalam pembangunan pariwisata sehingga mereka tergugah untuk bangkit bersama-sama membangun dunia kepariwisataan di Kabupaten Karangasem.
“Kalau saja misalnya di Amed ada 200 pelaku usaha pariwisata, sebut saja 70 persennya aktif untuk mau bangkit khan secara keseluruhan Amed ini akan terangkat dengan baik dari destinasinya, bisnisnya akan terangkat”, jelas Kariasa, yang dihubungi Sabtu (16/2).
Kariasa mengaku, anggota PHRI yang aktif tak terlalu banyak. Sehingga dengan membentuk Korwil di tiap zona pariwisata, Ia berharap pelaku usaha pariwisata mau ikut bergabung untuk bersama-sama membangun pariwisata di Kabupaten Karangasem dengan cara menyiapkan instrumen pengembangan yang tepat termasuk menjalin sinergitas dengan pemerintah selaku pemegang kebijakan.
“Tugas pemerintah mempromosikan destinasi. Sedangkan tugas PHRI adalah mempromosikan dari sisi skema bisnis”, sebut Kariasa sembari menambahkan 48 destinasi wisata di Kabupaten Karangasem bisa dicari di google tracker dan ditampilkan secara detail.
Untuk menggaet lebih banyak turis berkunjung ke destinasi-destinasi wisata di Karangasem, pengembangan spot-spot wisata yang instagramable perlu dilakukan. Salah satunya taman bunga edelwis yang terletak di Besakih.
“Kita memerlukan spot wisata semacam ini untuk menggaet turis milenial. Ini akan jadi fokus kami ke depan termasuk pengembangan digital marketing”, pungkas pria dari Desa Talibeng, Sidemen ini.
Terkait persaingan diantara pelaku usaha wisata seperti vila, hotel, restoran dan sejenisnya dengan cara membanting harga, Kariasa mengatakan pola ini tentu akan merugikan semua pihak.
“Kita tak ingin ini terjadi di Karangasem. Kita akan rangkul pengusaha beri pemahaman untuk tidak banting harga, yang rugi pariwisata. Jangan menjual destinasi dengan murahan, gampang ditekan”, ucapnya.
Namun demikian, Kariasa masih membolehkan jika tiap pelaku usaha memberikan promo atau diskon menyikapi musim kunjungan yang sedang sepi, ataupun menjelang libur nasional maupun hari-hari besar keagamaan.
“Ini misalnya sedang sepi kita beri diskon 25 persen untuk promosi di periode tertentu, sikahkan. Karena ini untuk mengangkat tingkat kunjungan”, katanya.
Kariasa berharap, sinergi PHRI dan stakeholders pariwisata lainnya bersama Pemkab Karangasem untuk membangun sektor pariwisata akan memberi imbas kepada perekonomian masyarakat. “PHRI Bersatu, Berkarya, untuk Pariwisata Karangasem Lebih Baik, itu tujuan kami di PHRI”, tegasnya. (red)