Program “Peradah Ngejot”, Bantu Keluarga Kurang Mampu di Hari Raya Galungan

“Sumbangkan Sembako dan Daging Babi”

 

Persiapan perayaan Galungan yang dilaksanakan umat Hindu pada Rabu (26/12) di pengujung tahun ini disambut penuh suka cita. Seperti perayaan sebelumnya, Galungan memang tak bisa dilepaskan dari “pesta” aneka jenis makanan, berkumpul bersama keluarga dan sembahyang bersama. Namun, pemaknaan perayaan 210 hari ini dilakukan berbeda oleh Perhimpunan Pemuda Hindu (Peradah) Indonesia Bali. Yakni melakukan aksi “ngejot” kepada keluarga kurang mampu di tiap-tiap kabupaten/kota.

Melalui program “Peradah Ngejot” kader Peradah yang tersebar di tiap-tiap kabupaten/kota di Bali membagikan kebutuhan pokok atau sembako, daging babi, dan keperluan MCK.

“Spirit ngejot tak semata dengan tetangga rumah saat ada hajatan. Tapi juga bisa berbagi dengan masyarakat kurang mampu dimana pun mereka berada. Kami nilai, disana spirit dan nilai ngejot yang kita wariskan saat ini,” kata Ketua DPP Peradah Indonesia Bali, I Komang Agus Widiantara, disela-sela ngejot kepada 5 warga KK miskin di Penatih, Denpasar, Minggu (23/12/2018)

Tak hanya di Denpasar, ngejot yang jatuh pada penyekaban Galungan tersebut juga menyasar Kabupaten Gianyar, Badung dan Kabupaten Karangasem, masing-masing 5 KK kurang mampu. Lebih jauh, pemuda asal Nusa Penida ini menjelaskan, ‘ngejot’ sudah berlangsung seminggu lalu yang digelar kader Peradah di Kabupatem Bangli dan Klungkung, Sabtu (22/12). Rencananya, kegiatan ngejot juga akan dilaksanakan pada penampahan Galungan di beberapa tempat seperti Tabanan dan Kabupaten Jembrana.

“Momentum penampahan juga digunakan kader Peradah di daerah sekaligus pembagian daging babi,” tambahnya.

Perayaan galungan yang digelar setiap 210 hari selama ini dinilai mencolok dan konsumtif. Di satu sisi, narasi pemaknaan galungan yang dimaknai sebagai kemenangan dharma atas adharma kemudian dilanjutkan dengan sembahyang. Sementara di sisi lain, banyak warga kurang mampu yang tak bisa melaksanakan perayaan Galungan bersama keluarga karena kondisi ekonomi yang pas-pasan. “Kita sebenarnya belum menang secara utuh jika masih ada warga kurang mampu yang tidak bisa makan,” ucapnya.

Ia berharap, kegiatan yang digelar bisa memantik siapapun untuk melakukan kegiatan serupa menjelang perayaan Galungan dan Kuningan. Pihaknya juga mengapresiasi semua pihak yang mendukung program Peradah Ngejot mulai dari para donatur, alumni Peradah, unsur pemerintahan dan tokoh masyarakat lainnya.

Sementara itu Kepala Lingkungan Bonbiu, Blahbatuh, Gianyar, Nyoman Sukayana yang ikut mendampingi, sangat mengapresiasi program Peradah Ngejot yang digelar DPP Peradah Indonesia Bali. Menurutnya, spirit berbagi jelang perayaan suci Galungan sangat penting sebagai bentuk kemenangan dharma yang dimaknai dengan konteks saling berbagi dengan sesama khususnya bagi umat Hindu yang kurang mampu.

“Ngejot memiliki makna tak sekadar berbagi, tapi memaknai perayaan Galungan sesungguhnya,” pungkasnya. (day)