Rangkaian Piodalan, Desa Adat Les Tampilkan Tarian Baris Jojor dan Baris Dadap

Tarian Sakral Sebagai Simbol Bali Mula

Singaraja ( penabali.com ) – Serangkaian Piodalan Ida Bhatara Turun Kabeh di Pura Bale Agung Desa Adat Les-Penuktukan pada jumat ( 29/9 ) kemarin, tarian sakral Tari Baris Jojor dan Tari Baris Dadap dipentaskan.  Dua tarian ini menunjukan jika masyarakat Desa Adat Les – Penuktukan merupakan warga Bali Mula. Penampilan dua tarian ini  memiliki gerakan  yang menarik, yang diperkuat dengan nyanyian dan teriakan bersemangat, seolah-olah menggambarkan pertarungan di medan perang.

Kelian Pregina Banjar Adat Les, Ketut Adnyana Putra menjelaskan tarian ini telah diwariskan turun-temurun dan menjadi simbol Bali Mula. Tarian Baris Jojor melambangkan jiwa keprajuritan, kepahlawanan, dan kewibawaan. Setiap gerakan tari menampilkan postur tegap dan berwibawa seorang prajurit, diperkuat dengan senjata keris dan tombak yang dipegang erat.

“Tarian ini memiliki makna mendalam, mencerminkan semangat prajurit yang berani di medan pertempuran, dengan teriakan lantang yang bertujuan mengintimidasi musuh,”ujarnya.

Sementara itu, Baris Dadap merupakan tarian yang bertujuan untuk menetralkan atau menstabilkan Bhuta Kala dengan keunikan dari Tari Baris ini para penari membawa senjata yang berbentuk jukung (perahu) sebagai simbol suka cita setelah memenangkan peperangan dan diikuti dengan lantunan nyanyian khas.

“Tarian baris ini dipercaya menjadi seni sakral dan memiliki keunikan tersendiri, dan keunikan ini membuat kami bangga  untuk melestarikan warisan leluhur kami di Desa Adat,”tambahnya.

Putra juga menekankan pentingnya edukasi bagi generasi muda di desa. Mereka diberikan pemahaman mendalam tentang kesenian sakral ini, khususnya makna dan filosofinya. Dengan pemahaman ini, diharapkan muncul antusiasme baru untuk belajar dan mempraktekkan tarian ini.

Melalui cara ini maka diyakini dengan kondisi sekarang penari sudah mulai terbatas ruang geraknya karena usia, akan digantikan dengan lahirnya calon – calon penari baru yang siap mewarisi peninggalan para pendahulu di Desa Adat.

“Di tengah tantangan zaman para penari-penari akan mulai berkurang karena faktor usia, saya optimistis bahwa generasi baru akan siap mengambil alih dan meneruskan tradisi ini,”tegasnya. ( ika )

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *