GM PT. Angkasa Pura I (Persero) Yanus Suprayogi menyatakan pada tahun 2019 Bandar Udara I Gusti Ngurah Rai menargetkan 24,7 juta penumpang. Dengan target ini, maka Bandar Udara I Gusti Ngurah Rai akan mengkontribusikan 24,4% dari target seluruh Bandar Udara di Indonesia yang dikelola oleh PT. Angkasa Pura I (Persero).
“Terkait figur target 24,7 juta penumpang pada tahun 2019, hal ini merupakan puncak dari kapasitas Bandar Udara I Gusti Ngurah Rai pada skala nyaman. Sehingga pada tahun ini kita sedang dan telah melakukan kajian awal untuk pengembangan Bandar Udara I Gusti Ngurah Rai baik pada sisi terminal, runway, taxiway, apron, dan sisi darat dalam pemenuhan masterplan yang telah ditetapkan untuk mencapai kapasitas hingga 37,6 juta penumpang pada tahun 2023,” jelas Yanus disela-sela peringatan Hut ke-55, di Hanggar Selatan Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Sabtu (23/2).
Rencana pengembangan ini menurut Yanus, sejalan dengan business plan dari beberapa maskapai penerbangan yang akan dan telah menetapkan Bandar Udara kebanggaan masyarakat Pulau Dewata ini sebagai hub dan Bandar Udara pengumpan atau spoke bagi operasional burung besi mereka. Dengan berfungsinya Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai sebagai hub, maka secara otomatis lalu lintas udara akan terdongkrak secara signifikan, sehingga akan muncul potensi berupa lapangan kerja dan potensi ekonomi lain bagi masyarakat.
Hal ini merupakan implementasi dari salah satu peran perusahaan BUMN, yaitu sebagai agent of development. Melalui peran ini, PT. Angkasa Pura I (Persero) diwajibkan untuk turut serta dalam mendorong pertumbuhan ekonomi, kesejahteraan masyarakat, serta pengembangan daerah. Potensi multiplier effects yang akan muncul ini diharapkan akan semakin meningkatkan peran Bandar Udara bagi masyarakat Bali pada umumnya, dan bagi masyarakat desa penyangga Bandar Udara pada khususnya. (red)