“Bangun Sinergitas dan Soliditas Antar Partai Pengusung dan Pendukung”
Pemilu 2019 merupakan pemilihan umum pertama yang dilakukan secara serentak baik Pemilu Legislatif maupun Pemilihan Presiden. Untuk itu diperlukan kesiapan partai koalisi PDI Perjuangan, Golkar, PKB, NasDem, PPP, Hanura, PKPI, Perindo, dan PSI secara utuh dengan membangun soliditas antar partai pengusung dan pendukung serta membangun sinergitas antara seluruh calon anggota legislatif berkaitan dengan pemenangan Pilpres 2019. Maka seluruh unsur partai pengusung dan pendukung pasangan Calon Presiden Jokowi-Ma’ruf Amin harus berjuang secara all out untuk memenangkan pertarungan Pilpres 2019.
Untuk memantapkan strategi pemenangan itu, rapat kerja daerah (rakerda) Tim Pemenangam Daerah Koalisi Indonesia Kerja pun dilakukan, termasuk yang dilakukan oleh tim di Provinsi Bali. Menurut Ketua Tim kampanye Daerah Koalisi Indonesia Kerja Provinsi Bali, I Gusti Ngurah Kesuma Kelakan, rakerda Tim Kampanye Daerah merupakan pelaksanaan rekomendasi dari rakornas Tim Kampanye Nasional Koalisi Indonesia Kerja di Surabaya pada 27-28 Oktober 2018.
Rakerda Tim Kampanye Daerah Jokowi-Ma’ruf Amin merupakan penegasan langkah untuk pemetaan politik suara di Bali untuk meraih 80 persen suara kemenangan Jokowi-Ma’ruf Amin dalam Pilpres 2019 yang bersamaan pelaksanaannya dengan Pemilu Legislatif pada 17 April 2019. Untuk Bali, rakerda akan dilakssnakan hari Minggu 16 Desember 2018 di Inna Grand Bali Beach, Sanur, Denpasar.
“Secara nasional pasangan capres-cawapres Jokowi-Ma’ruf Amin ditarget 70 persen dari keputusan rakornas di Surabaya tersebut. Nah Bali ditargetkan 80 persen kita sudah mem-break down dan kita sudah maraton rapat dalam rangka mengejar target dan nanti akan kita bahas di rakerda”, jelas Kesuma Kelakan didampingi Sekretaris Tim Kampanye Daerah I Gusti Putu Wijaya, Ketua Panitia Rakerda Nyoman Budi Adnyana, dan anggota Tim Kampanye Daerah Koalisi Indonesia Kerja Provinsi Bali, dalam keterangan persnya di Inna Grand Bali Beach, Sanur, Denpasar, Sabtu (15/12).
Beberapa hal yang dibahas dalam rakerda adalah target pemenangan Pilpres pemilu serentak 2019, penguatan saksi, komitmen caleg dari tingkat DPR RI, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota koalisi partai pengusung dan pendukung, penggalangan relawan, koordinasi komunikasi politik dan media sosial, serta hukum dan advokasi.
Kesuma Kelakan mengatakan, prioritas perolehan suara 80 persen untuk kemenangan Jokowi-Ma’ruf Amin harus sejalan sinergis dengan strategi politik ideologi partai pengusung dan pendukung yang menyatu dengan integritas kekaderan di masing-masing partai.
Target pemenangan pilpres 80 persen di Bali, jelas Kesuma Kelakan, sudah dilakukan termasuk pemetaannya di tiap kabupaten kota. Jika dirinci, Kabupaten Badung target pilpres 85 persen, Kabupaten Bangli 80 persen, Kabupaten Buleleng 85 persen, Kota Denpasar 80 persen, Kabupaten Gianyar 80 persen, Kabupaten Jembrana 75 persen, Kabupaten Karangasem 80 persen, Kabupaten Klungkung 70 persen dan Kabupaten Tabanan ditarget 85 persen.
Melihat target suara pilpres Koalisi Indonesia Kerja yang mengusung Jokowi-Ma’ruf Amin, target di Kabupaten Klungkung termasuk paling kecil. Menurut Kesuma Kelakan, berdasar pengalaman pilkada dimana partai politik yang memiliki kepala daerah cenderung punya dukungan yang kuat secara kepartaian.
“Nah di Klungkung kita koalisinya kuat besar sekali, cuma kepala daerahnya dari Gerindra sehingga kita tidak berani menarget seperti Karangasem. Kalau Karangasem kepala daerahnya NasDem otomatis ke kita”, beber mantan Wakil Gubernur Bali di era Gubernur Dewa Beratha ini.
Berbeda dengan target di Kabupaten Klungkung, di kabupaten ujung barat pulau Bali, Jembrana, perolehan suara Jokowi-Ma’ruf Amin ditarget 75 persen. Padahal di kabupaten yang dikenal dengan kesenian Jegog itu, merupakan salah satu basis kekuatan suara PDI Perjuangan. Bahkan kepala daerahnya juga dari kader partai berlambang banteng moncong putih. Tetapi menurut penjelasan Kesuma Kelakan, penghitungan target suara pilpres juga bercermin dari pengalaman pada pilgub Bali yang lalu.
“Kita petakan kekuatan wilayah di Jembrana itu pengalaman pilgub kemarin yaitu kaitannya dengan kekuatan basis PKS, Gerindra dan Demokrat. Kita lihat suaranya disitu, lumayan signifikan. Pilgub juga jadi acuan makanya proses ini semuanya menjadi variabel yang kita bahas”, ujar Kesuma Kelakan yang juga caleg DPR RI dari PDI Perjuangam ini.
Sampai saat ini, relawan pendukung paslon Jokowi-Ma’ruf Amin menunjukkan tingkat partisipasi yang cukup tinggi dari berbagai elemen dan komponen masyarakat. Untuk itu, kata Kesuma Kelakan, setiap relawan wajib mempertegas ruang lingkup tugas serta melibatkan diri secara aktif untuk rekrutmen saksi luar di lingkungan TPS dan mensosialisasikan secara intens paslon Jokowi-Ma’ruf Amin.
“Relawan juga kita harapkan ikut membantu untuk membuat saksi pendamping. Diluar itu ada lagi untuk perang udara media sosial dan gerakan di daratnya. Nah kita diharapkan membentuk tim cyber”, ujarnya.
Kesuma Kelakam melanjutkan, koordinasi komunikasi politik dan media sosial adalah untuk mensinergikan seluruh sumber daya cyber troops baik tim kampanye, partai politik, relawan dan cyber army yang bersifat khusus untuk membangun kekuatan hegemoni di udara.