Denpasar. Walikota Denpasar, IB. Rai Dharmawijaya Mantra, melakukan peletakan batu pertama pembangunan revitalisasi Pasar Phula Kerti di Banjar Kaja Sesetan Denpasar, Senin (12/11).
Revitalisasi pasar tradisional merupakan penggerak sektor ekonomi kerakyatan. Pemerintah Kota Denpasar terus berupaya meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan perekonomian desa. Walikota Denpasar, IB Rai Dharmawijaya Mantra didampingi Sekda AAN Rai Iswara mengatakan saat ini pasar tradisional masih menjadi sektor penting dalam menggerakan ekonomi utamanya di dalam kota. Sehingga revitalisasi pasar tradisional yang ada di Kota Denpasar dinilai penting untuk memaksimalkan pengembangan ekonomi kerakyatan.
“Dengan adanya revitalisasi pasar tentu akan membuat kepercayaan masyarakat terhadap pasar tradisional menjadi meningkat, dan tentunya akan memberikan dampak positif terhadap perkembangan pasar dan ekonomi kerakyatan kedepannya,” ujar Rai Mantra.
Walikota Rai Mantra mencontohkan Pasar Agung, Pasar Poh Gading dan Pasar Nyanggelan Panjer. Dimana, pasar tradisional sebelumnya dikenal sebagai lokasi yang identik dengan becek dan bau, kini justru diminati masyarakat bahkan wisatawan mancanegara. Hal yang sama tentu dapat diwujudkan oleh Pasar Phula Kerti, sehingga pasar ini memiliki daya tarik lain seperti adanya pasar burung yang tentunya sangat diminati bagi pecinta satwa.
“Pada prinsipnya kami di pemkot Denpasar secara bertahap mendukung revitalisasi pasar tradisional yang ada di Kota Denpasar sebagai upaya mendukung pengembangan ekonomi kerakyatan yang bermuara pada kesejahteraan rakyat,” jelasnya.
Sementara itu Kepala Pasar Phula Kerti, Wayan Agus Indrawan mengatakan tujuan dari revitalisasi pasar ini yakni guna menata pasar yang lebih representatif menuju pasar tradisional yang bersih, aman, segar dan terpercaya. Pasar yang didirikan sekitar tahun 1975 dengan segala kondisi pasar yang sudah layak, namun sebagai upaya memaksimalkan pertumbuhan ekonomi kerakyatan, pemilik pasar yakni Banjar Kaja Sesetan melaksanakan revitalisasi pasar. Pasar Phula Kerti ini rencanannya akan menampung 233 pedagang yang terdiri dari 186 los dan 47 kios yang menjual kebutuhan sehari-hari seperti sembako, alat upakara dan lain sebagainya.
“Keseluruhan areal Pasar Phula Kerti yakni 60 Are tapi tahap pertama untuk pasar rakyat yang akan dibangun seluas 30 Are. Pasar Phula Kerti ini dibagi menjadi dua pasar yakni Pasar Burung dan Pasar Rakyat yang sedang dibangun. Adapun dari jumlah pedagang yang ada di pasar burung dan pasar rakyat sebanyak kurang lebih 400 pedagang,” ujarnya.
Dikatakan Agus, pihaknya telah mengkonsep pelaksanaan pembangunan akan dilaksanakan selama 10-12 bulan. Dimana dana pembangunan ini menggunakan dana swadaya masyarakat dan kontrak pedagang dengan kisaran dana Rp. 16 milyar yang juga disupport Pemerintah Kota Denpasar. Selain itu pembangunan ini telah dikonsep sedemikian rupa yakni dengan menambahkan basement guna mengurangi kemacetan yang terjadi di seputaran pasar.
“Pembangunan ini tidak hanya dengan pembangunan fisik semata tetapi juga merubah mindset pedagang di dalam berjualan yang bersih serta hyginis dan tidak mengurangi konsep pasar rakyat yakni proses jual beli,” ujarnya.