Categories Bali Berita Buleleng

Mulia-PAS Akan Bangun Stadion Sepak Bola Internasional di Bali

Singaraja (penabali.com) – Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Bali dari Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus Made Muliawan Arya – Putu Agus Suradnyana (Mulia-PAS), meresmikan posko pemenangan di wilayah Desa Tangguwisia, Kecamatan Seririt, Buleleng, Senin (30/9). Pada kesempatan itu, Mulia-PAS berjanji akan membangun stadion sepak bola bertaraf internasional di Bali.

Dari pantauan di lokasi, peresmian posko pemenangan ini dihadiri sejumlah Purnawirawan Pejuang Indonesia Raya (PPIR) Korda Buleleng, serta para simpatisan. PPIR Korda Buleleng menyatakan sikap, yang pada intinya mendukung Paslon Gubernur dan Wakil Gubernur Bali Mulia-PAS, serta Paslon Bupati dan Wakil Bupati Buleleng Nyoman Sugawa Korry – Gede Suardana.

Dalam sambutannya, Mulia menyebut pihaknya berkomitmen akan merealisasikan pembangunan bandara di wilayah Bali Utara. Hal ini berdasarkan perintah Presiden RI terpilih Prabowo Subianto.

Selain itu pihaknya juga berjanji akan membangun pelabuhan kapal pesiar, hingga membangun lapangan sepak bola bertaraf internasional. Lapangan itu kata Mulia nantinya juga dapat dimanfaatkan untuk pementasan konser bertaraf internasional.

“Bibit pemain sepak bola banyak di Buleleng. Sementara Mayor Metra saya liat sangat tidak layak. Jaman Jokowi ada 22 stadion di Indonesia yang di revitalisasi. Kami sudah sampaikan Bali juga butuh minimal satu. Masih kami hitung lokasinya di Barat dan Selatan. Itu cita-cita kami,” katanya.

Pria yang akrab disapa De Gajah ini juga menyebut akan meng-gratiskan SMA/SMK di Bali, serta menambah sekolah yang senada dengan SMA Bali Mandara, minimal di dua titik di Bali. “Perjuangan kami perjuangan untuk rakyat, kemenangan untuk rakyat,” terangnya.

Sementara PAS mengatakan, pihaknya berkomitmen menyetarakan kesejahteraan masyarakat antara Bali Utara dan Bali Selatan. Ia menyebut selama ini politisi selalu menjadikan Buleleng sebagai parameter karena menjadi daerah dengan jumlah penduduk terbanyak di Bali.

“Tapi kalau urusan pembangunan, Buleleng tidak jadi parameter. Kami sudah berkomitmen, supaya Buleleng berkembang dan tetap menjaganya sebagai daerah pertanian yang juga berdampak pada pariwisata. Cucu kita biar bisa cari kerja di Buleleng, tidak perlu ngekost lagi di Denpasar,” jelasnya. (Aik)