Menuju Desa Mandiri, Unwar dan Pokdarwis Rancang Masterplan Desa Wisata Pejeng Kaja

Gianyar (Penabali.com) – Sektor pariwisata adalah sektor penyumbang pendapatan terbesar bagi Provinsi Bali. Pada kenyataannya, pendapatan utama Provinsi Bali mayoritas ada pada bidang pariwisata.

Pande Putu Dwi Novigga Artha mengatakan, data statistik menunjukkan kunjungan turis mancanegara ke Bali terus meningkat sebelum Covid-19. Namun setelah itu pariwisata mati suri. Rata-rata presentase peningkatan jumlah kunjungan ke Bali terakhir adalah 7.7%.

Kabupaten Gianyar merupakan salah satu kabupaten di Bali yang terus bergerak di sektor pariwisata. Setiap kecamatan memiliki keunikan sektor pariwisatanya masing-masing. Dimana Desa Pejeng Kaja terletak di Kecamatan Tampaksiring di Kabupaten Gianyar. Menurut data Badan Pusat Statistik Kabupaten Gianyar jumlah wisatawan yang menginap di Kabupaten Gianyar mengalami kenaikan setiap tahun khususnya di Kecamatan Ubud. Desa-desa disekitaran Ubud menjadi daerah perluasan pariwsata di Ubud salah satunya Desa Pejeng Kaja. Hal ini menyimpulkan bahwa Desa Pejeng Kaja memiliki potensi kunjungan wisatawan yang besar.

Menurut Dewa Gede Ardika selaku Pengurus Pokdarwis di Desa Pejeng Kaja, desa ini memiliki luas wilayah 3,79 km² dengan hamparan sawah pada sisi timur dan barat ruas jalan utama. Desa ini memiliki 9 subak yang menjadi potensi untuk dikembangkan. Pada sepanjang subak dan wilayah Desa Pejeng Kaja terdapat beberapa Pura prasejarah dan cagar budaya sebagai warisan yang wajib dilestarikan dan dijaga.

Desa Pejeng Kaja menurut Kantor Desa Pejeng Kaja terdiri dari 7 banjar dengan total jumlah penduduk 5.500 jiwa dengan persentase profesi 60% buruh dan petani, 30% pekerjan pariwisata dan 10% bekerja di bidang lainnya. Berdasarkan data diatas, maka dapat disimpulkan bahwa sebagian besar masyarakat bergantung hidup pada subak dan ekonomi menengah ke bawah. Oleh sebab itu, berdasarkan potensi alam dan cagar budaya yang dimiliki Desa Pejeng Kaja dapat menjadi stimulus untuk meningkatkan standar ekonomi masyarakat di Desa Pejeng Kaja.

Konsep Masterplan Desa Wisata Pejeng Kaja. (foto: ist.)

Pande Putu Dwi Novigga Artha menuturkan, setiap tahunnya Indonesia berbenah dalam mensejahterakan masyarakatnya. Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) mengharapkan desa-desa di Indonesia menjadi desa swakarya, maju dan mandiri. Namun untuk menjadi desa yang mandiri, desa tidak memiliki anggaran untuk pengembangannya. Setiap tahunnya pemerintah melalui PMK (Peraturan Menteri Keuangan) telah memberikan anggaran untuk kesejahteraan desa salah satunya Desa Pejeng Kaja. Namun PMK telah membagi setiap uang untuk beberapa kebutuhan desa yang belum tentu sesuai dengan kebutuhan desa. PMK menjatahkan 40% untuk BLT, 20% untuk ketahanan pangan, 8% untuk penanganan Covid-19 dan 32% untuk kesehatan dan pendidikan.

Menurut Perbekel Desa Pejeng Kaja I Wayan Jana, dengan pembagian seperti ini maka desa tidak memiliki dana untuk pengembangan sarana dan prasarana untuk menjadi desa wisata. Padahal, sejatinya Desa Pejeng Kaja memiliki potensi alam dan cagar budaya yang besar.

Potensi yang dimiliki Desa Pejeng Kaja adalah subak. Subak ini dapat dijadikan potensi penunjang pariwsata dengan perencanaan jalan tani dan tracking. Desa Pejeng Kaja juga terdapat beberapa Pura yang masuk ke dalam cagar budaya yang berada pada sekeliling subak. Potensi ini juga dapat dijadikan wisata religi dan area kunjungan wisata. Terdapat pula pasar tradisonal yang dapat dikembangkan menjadi pusat oleh-oleh atau penunjang kegiatan masyarakat maupun wisatawan. Sarana dan prasarana ini akan menjadi Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) sehingga diharapkan desa memiliki pemasukan secara mandiri.

Oleh sebab itu, pihak akademisi atau pengabdi dari Universitas Warmadewa (Unwar) memiliki peran untuk mendampingi dan membimbing Pokdarwis (Kelompok Sadar Wisata) dan masyarakat. Dengan kegiatan seperti ini, maka dapat ditemukan letak potensi, titik sekala prioritas dan solusi yang dapat mengembangkan Desa Pejeng Kaja menjadi desa wisata.

Peta Eksisting Desa Wisata Pejeng Kaja. (foto: ist.)

Berdasarkan kondisi dan potensi Desa Pejeng Kaja, maka ditemukan beberapa permasalahan yang perlu diselsaikan. Antara lain perlu adanya pendampingan terkait analisis SWOT Desa Pejeng Kaja, perlu adanya pengawasan terkait rencana pengembangan desa wisata agar berjalan sesuai dengan kebutuhan dan target. Perlu adanya pemberdayaan masyarakat khususnya Pokdarwis untuk turut aktif dan inovatif terkait pengembangan potensi Desa Pejeng Kaja. Perlu adanya penyusunan dokumen analisis potensi atau studi kelayakan Desa Pejeng kaja untuk menjadi Desa Wisata sehingga desa dapat mandiri dan tidak selalu tergantung dengan PMK (Peraturan Menteri Keuangan).

Dari hasil pengabdian melalui Program Kemitraan Masyarakat yang diketuai Pande Putu Dwi Novigga Artha, S.T., M.Ars., Dosen Arsitektur dari Universitas Warmadewa, maka didapatkan hasil analisis SWOT yang menyatakan bahwa kelebihan dari Desa Pejeng Kaja adalah potensi subak dan Pura cagar budaya. Sedangkan desa ini memiliki kelemahan kurangnya SDM yang berkompeten dalam bidang pengelolaan pariwisata dan generasi muda kurang berkecimpung dalam Pokdarwis. Masyarakat Pejeng Kaja khususnya generasi muda kurang memiliki kesadaran dalam mengembangkan potensi pariwisata di Desa Pejeng Kaja. Pemuda desa cenderung bekerja di luar desa dan bekerja di luar bidang pariwisata. Dengan kelebihan dan kekurangan tersebut, maka dapat menjadi sebuah peluang pengembangan fasilitas pariwisata seperti spot foto kekinian, penginapan kecil ditengah sawah dan jalan tani yang dapat difungsikan sebagai jogging track, ATV road, cycling yang dikelola penuh oleh desa. Hal tersebut tentu dapat membuka peluang kerja baru bagi penduduk Desa Pejeng Kaja.

Selain analisis potensi pariwisata di Desa Pejeng Kaja, pihak akademisi yang disertai Tim Mahasiswa Unwar dan didampingi Pokdarwis merancanakan sebuah konsep masterplan Desa Wisata Pejeng Kaja. Melalui gambar masterplan ini diharapkan dapat memberikan bayangan arah pengembangan pariwisata di Desa Pejeng Kaja. Gambar tersebut dapat meningkatkan semangat generasi muda di Desa Pejeng Kaja untuk turut berkontribusi dalam mengembangkan untuk peningkatkan ekonomi desa. Hal ini sempat menjadi kendala di beberapa tahun lalu yaitu tidak terdapatnya gambar dan ketidakpastian arah perencanaan yang mengakibatkan memudarnya semangat masyarakat untuk pengembangan desa menjadi desa wisata.

Dalam mempromosikan konsep masterplan desa wisata di Desa Pejeng Kaja akan diadakan sesi presentasi dan diskusi dari pihak akademisi dan Pokdarwis kepada masyarakat di Desa Pejeng Kaja. Kegitan ini bertujuan mendapatkan masukan dan pengembangan konsep menjadi perencanaan yang lebih optimal sesuai dengan kebutuhan desa dan masyarakat. Setelah hasil konsep masterplan Desa Pejeng Kaja terbentuk, maka akan disertakan ke dalam pengajuan bantuan kepada pemerintah maupun pihak swasta untuk merealisasikan konsep tersebut.

Dari tahap sederhana tersebut, merupakan awal dari perkembangan Desa Pejeng Kaja menjadi desa wisata. Universitas Warmadewa melalui Program Kemitraan Masyarakat selalu mendukung pengembangan wilayah menuju daerah ekowisata yang sesuai dengan visi misi kampus. Oleh sebab itu, program serupa diharapkan dapat berkelanjutan dan menyebar ke wilayah lainnya untuk mewujudkan desa-desa di Bali yang maju dan mandiri secara finansial. (rls)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *